Selasa, 18 Maret 2014

tugas akuntansi internasional

Nama:  Eslida Rumapea
Npm:    22210443
Kelas:   4eb22





akuntansi international
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.      Akuntansi
Dilihat dari perspektif pelaksanaan akuntansi merupakan alat untuk menyampaikan informasi keuangan dari sebuah entitas usaha yang melakukan kegiatan bisnis. Dilihat dari perspektif pemakai, dengan akuntansi dapat diperoleh informasi keuangan yang dibutuhkan. Jadi akuntansi adalah alat komunikasi . oleh karena itu akuntansi disebut bahasa bisnis.
Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, demikian juga akuntansi. Semakin komplek dunia bisnis dan keuangan. Sejumlah aturan yang berlaku sekarang mungkin dimasa yang akan dating akan dimodifikasi untuk memenuhi perkembangan atau perubahan kebutuhan organisasi dan konstituennya, dan tidak dapat dipenuhi lagi dengan aturan yang berlaku sekarang.

1.2.         Akuntamsi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
Embrio akuntansi yang ada sekarang ini sudah ada pada abad ke-13 di Italia yang kala itu merupakan kota oerdagangan yang maju. Menurut Littleton, munculnya embrio tersebut merupakan karena telah terpenuhinya persyaratan-persyaratan yang diperlukan. Persyaratan pertam yaitu “bahan” (yang merupakan sesuatu yang perlu dikerjakan ulang) dan bahasa medium untuk mengekspresikan bahan tersebut). Tentu saja diawal kemunculannya tersebut, akuntansi masih merupakan bahasa bisnis yang sederhana. Pada saat itu akuntansi memang merupakan sumber informasi mengenai sebuah perusahaan.
Perkembangan bisnis selanjutnya diwarnai dengan pemisahan antara fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan. Pada tahap ini mulai terjadi dua kelompok pemakai laporan keuangan yaitu manajemen merupakan pihak internal perusahaan. Dan pihak eksternal yang antara lainterdiri dari investor dan kreditor. Manajemen mempunyai akses terhadap proses penyusunan laporan keuangan. Disamping itu tujuan manajemen berbeda dengan tujuan pemakai eksternal. Manajemen membutuhkan informasi akuntansi sehubungan dengan fungsi manajerial, sedangkan pemakai eksternal menggunakannya sesuai dengan kepentingan masing-masing yang tidak terkait dengan fungsi manajemen. Investor, misalnya, berkenaan dengan penahanan, pelepasan atau pemerolehan saham. Oleh kerena itu timbul 2 type akuntansi manajemen yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian serta pengambilan keputusan yang terkait dengan operasi perusahaan, dan akuntansi keuangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemakai eksternal akan informasi keuangan yang terkait dengan perusahaan yang bersangkutan. Masing-masing type akuntansi tersebut mempunyai karakteristik yang  berbeda. Salah satu perbedaan tersebut adalah bahwa akuntansi keuangan memerlukan regulasi atau standar, sementara akuntansi manajemen tidak memerlukan. standar atau regulasi akuntansi diperlukan agar informasi yang dihasilkan tidak bias dan ambigu.bias berarti bahwa terjadi ketidaksesuaian antara informasi dan subtansinya. Sementara ambigu berarti bahwa informasi tersebut tidak mempunyai makna ganda sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

1.3.         Perkembangan Praktik Akuntansi
Praktik akuntansi terus berubah, sesuai kebutuhan baik kebutuhan pelaksanaan akuntansi (sebagai penyedia informasi) maupun kebutuhan penerimaan atau pencari informasi tersebut. Sebelum perang dunia ke-2, pengaruh akuntansi inggris mendominasi seluruh Negara berbahasa inggris dan pengaruh prancis-jerman menembus Negara-negara yang menerapkan hukum undang-undang (Code Law) seperti belgia, jepang, swedia dan swiss. Sampai dengan awal tahun 1990-an AS merupakan kekuatan yang gemilang dalam akuntansi global. AS lebih baik dari Negara-negara lain dalam pengeluaran riset akuntansi, jumblah publikasi akuntansi dan lulusan perguruan tinggi yang memiliki konsentrasi akuntansi. Dan pada saat yang sama, dan ini memang sepantasnya, Negara-negara lain tidak berhasrat mengadopsi standar-standar dan prinsi-prinsip akuntansi yang dikembangkan AS. Alasannya adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan AS tidak sesuai untuk diterapkan dinegara-negara lain yang disebabkan oleh factor ekonomi, social dan politik.
Diversitas akuntansi yang merupakan rintangan terhadap globalisasi bisnis dan arus dana sudah dirasakan sejak tahun 1960-an. Untuk mengikis diversitas tesebut, organisasi-organisasi profesi akuntansi didunia membentuk International Accounting Standards Committee (IASC) pada tahun 1973, yang pada tahun 2000 direstrukturisasi menjadi International Accounting Standards Board (IASB) organisasi international ini bertugas mengikis diversitas atau keragaman akuntansi dengan menerbitkan standar-standar akuntansi internasional yang diharapkan, idealnya, akan diadopsi oleh semua Negara di dunia.
           Pada awalnya, standar-standar akuntansi internasional yang dibuat IASC dinyatakan oleh pemakai masih bersifat terlalu luas. Sehingga tidak memenuhi tingkat komparabilitas yang diharapkan. Ini merupakan kelemahan besar, karena didirikannya IASB adlah untuk membuat serangkaian regulasi akuntansi yang menghasilkan akuntansi yang dapat berfungsi sebagai sebuah bahasa bisnis yang komunikatif secara internasional sehingga transaksi bisnis lintas batas dapat berjalan dengan baik

1.4.         Diversitas Akuntansi
Akuntansi suatu yuridiksi atau Negara berbeda dengan akuntansi yurisdiksi atau Negara yang lain, sesuai dengan faktor-faktor penyebab yang  terdapat pada masing-masing yurisdiksi. Berikut ini uraian mengenai diversitas akuntansi tersebut dilihat dari aspek pengukuran asset dan kewajiban dan aspek penentu modal dan laba periodik.
1.4.1.  Pengukuran Aset dan Kewajiban
          Para akuntan masih mengukur sebagian besar asset bisnis dunia atas dasar biaya-biaya historis (hystorical coast). Namun konsep pengukuran ini tidak diaplikas secara murni. Untuk kadar tertentu, biaya transaksi awal, dicampur dengan berbagai tehnik penyesuaian perubahan tingkat harga khusus atau umum, dengan berbagai pethitungan bunga terkait dan estimasi tingkat transaksi-transaksi masa depan.terutam dalam bidang valuta asing dan penagihan piutang dimasa depan. Aplikasi pengukuran biaya-biaya sekarang (current cost) mungkin akan segera menggantikan, atau paling tidak mendominasi, biaya-biaya historis (hyistorical cost) dalam praktik-praktik akuntansi. Yang telah dapat dilihat pada awal abad ini adalah pada internal financial reporting standards (IFRS) yang diterbitkan oleh IASB. IFRS, yang lebih banyak menggunakan fair value, telah menggusur pilihan terhadap PABU AS yang banyak menggunakan biaya-biaya historis.
          Iatilah asset atau aktiva tidak memiliki arti yang pasti, dalam pengertian sumberdaya mana yang harus dimasukan dan sumber daya mana yang harus dikeluarkan dari batasan mengenal asset tersebut. Ketidakpastian tersebut juga meliputi interpretasi atas asset-aset tak berwujud seperti goodwill, dan biaya riset dan pengembangan (R& D cost), di Amerika Selatan definisi ase  termasuk kerugian-kerugian yang timbul karena memiliki utang dalam satuan valuta asing. Di negara-negara Eropa Kontinental, mungkin tidak meliputi berbagai type guna usaha, tax loss carry forward, atau  kepemilikin ekonomi oleh induk perusahaan terhadap perusahaan-perusahaan afiliasi.
          Maraknya merger korporasi selama tahun 80-an memperlihatkan dengan nyata bahwa penjual dan pembeli asset korporasi mau bertransaksi dengan nilai pertukaran yang secara signifikan melebihi nilai buku historis. Ini memperlihatkan adanya asset luar neraca  (off-balance sheet asset ), yaitu asset yang tidak dilaporkan didalam neraca. Ini dapat meliputi nilai brand name corporasi-korporasi terkenal (misalnya, coca-cola di AS dan BMW di Jerman)deposit minyak mentah, pertambahan nillai kayu hutan, terobosan system perangkat lunak, atau real estate untuk kegunaan khusus.
          Demikian juga konsep-konsep kewajiban yang diaplikasi suatu Negara berbeda dengan yang diaplikasi Negara lain. Akuntansi bagi pajak penghasilan merupakan sebuah contoh di Argentina, misalnya, kewajiban pajak penghasilan tidak diacrual dan dicatat berdasarkan basis kas saja. Di Swiss pencatatan accrual periodic terjadi tanpa pengakuan terhadap kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan (deffered income taxes). Kewajiban-kewajiban ditangguhkan dapat memerlukan beberapa metode alokasi yang berbeda. Di Belanda nilai pajak penghasilan pajak yang ditangguhkan kadang-kadang merupakan nilai yang didiskontokan. Conyoh lain dari perbedaan ketentuan atas\ lewajiban dapat ditemukan dengan mudah. Dalam beberapa Negara Eropa dan Amerika Selatan, tidak ada penyisihan bagi semua kewajiban dan kerugian yang telah diketahui. Ini bisa meliputi item-item seperti kewajiban pembayaran pesangon kepada pekerja, perjanjian pension atau pembayaran-pembayaran lain seperti biaya-biaya pemakaman dan estimasi kerugian dari komitmmen pembelian atau kontrak-kontrak masa depan (forward contract) lainnya. Sebaliknya, definisi kewajiban kadang- kadang diperluas dengan memasukan cadangan-cadangan “rahasia”.
1.4.2.  Penentuan Modal dan Laba Periodik
Variasi komparasi yang lebih besar dalam area Ekuitas pemilik (owner equity) berkenaan dengan pertanyaan apakah sumber daya atu kewajiban perusahaan tertentu boleh dihapus secara langsung dari laba ditahan, konsep “clean vs adjusted surplus” yang terkenal. Kerena adanya kesulitan-kesulitan dalm memisahkan operasi-operasi bisnis normal dari kejadian-kejadian yang tidak biasa dan masalah-masalah periodisitas dalam penyesuaian untuk periode lalu (post periode adjustment), AS menghendaki semua transaksi kecuali investasi pemegang saham, donasi modal, penambahan modal, dan penyesuaian transaksi fungsional atas valas mengalir melalui laporan laba rugi. Namun semua Negara berbahasa non inggris  masih mengijinkan penyesuaian modal diperlakukan langsung sebagai keuntungan atau kerugian yang luar biasa.
          Variasi penting yang lain adalah consept of periodicity dalam mengukur hasil operasi. PABU (GAAP) di AS menghendaki pemisahan pemisahan (cut off) tahunan yang jelas.

1.5.         Peran Akuntansi
Peran akuntansi berbeda antar Negara. Perbedaan peran ini dapat mempengaruhi orientasi dan kandungan informasi laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dimasing-masing Negara. Yang mempengaruhi laporan keuangan tersebut.
          Akuntansi keuangan merupakan pusat dari proses alokasi sumber-sumber keuangan dipasar modal.
          Bukti menunjukan bahwa laporan akuntansi adalh relevan dengan keputusan yang diambil oleh investor dalam pembelian atau penjualan saham.

1.6.         Korporasi Multinasional dan Keterlibatannya Dalam Bisnis Internasional
Akuntansi internasional terutama diperlukan oleh pasr  
Global yang telah mengglobal dan perusahaan yang bisnisnya mengglobal. Perusahaan yang paling rendah tingkat globalisasi bisnisnya adalah perusahaan yang mempunyai transaksi utang-piutang dalam valuta aasing sementara yang tingkat globalisasinya paling tinggi adalah korporasi multinasional (MNC, multinational corporation) MNC adalah perusahaan yang terlibat dalam produksi dan penjualan barang atau jasa dilebih dari sebuah Negara.

1.7.         Pengertian Akuntansi Internasional
Ada dua type akuntasi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Tujuan akuntansi manajemen adalah untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan manjemen, yang  merupakan pihak internal perusahaan didalam pengambilan keputusan dan pengolahan perusahaan.
          Akuntansi keuangan bertujuaan untuk memberikan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pihak eksternal Dalam pengambilan keputusan ekonomi.
          Akuntansi Internasional mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.ini berarti bahwa akuntansi Internasional bukan merupakan type akuntansi tersendiri. Akuntansi internasional mencakup akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dalm perspektif internasional.

1.8.         Lingkup Akuntansi Internasional dan Organisasi Buku ini
Mempelajari akuntansi adalah mempelajari tentang apa dan bagaimana mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi keuangan serta bagaimana menginterpretasi dan menganalisis laporan keuangan. akuntansi internasional adlah akuntansi yang mempunyai perspektif internasional. 

1.9. Kinerja Manajer dan Anak Perusahaan
          Perbedaan kondisi politik, ekonomi dan bisnis antar Negara dan bahkan dalam sebuah Negara pada titik waktu yang berbeda menuntut bahwa perusahaan harus fleksibel dan member perhatian terhadap variable-variabel kas perusahaan dalam mendisain system evaluasi kinerja.tetapi jika variable-variabel tersebut digunakan untuk memotivasi dan memberikan hadiah atau insentif kepada para manager anak-anak perusahaan diluar negeri adalah penting bagi MNC untuk membedakan antara kinerja manajer dan kinerja anak perusahaan.
dari pembahasan yang telah dipaparkan dimuka diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja anak perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh para manajer anak perusahaan yang bersangkutan. Dalam kasus-kasus tertentu, manajer anak perusahaan tidak mempunyai kendali karena induk perusahaan memutuskan bahwa sentralisasi fungsi tertentu atau mandat untuk kebijan tertentu merupakan kepentingan yang lebih besar bagi perusahaan keseluruhan. Salah satu contoh adalah sentralisasi fungsi bendahara dimana manajemen resiko valas berada pada kantor pusat korporat.
Disamping itu juga terdapat variable-variabel ekonomi macro (yaitu: inflasi, pergolakan tenaga kerja, instabilitas politik) yang bahkan kantor pusat pun tidak dapat mengendalikannya tetapi dapat berdampak signifikan terhadap kinerja anak-anak perusahaan diberbagai Negara. Perusahaan perlu mengakui pebedaan pengaruh faktor-faktor ini terhadap anak-anak perusahaan ddan membuat system yang yang mengakui hal tersebut jika ingin mepunyai sebuah system evaluasi kinerja yang dapat memotivasi dan memberikan hadiah kepada par manajer berdasat faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut.



                                       BAB II
KLASIFIKASI DAN PENGEMBANGAN

1.  MEMAJUKAN DISIPLIN AKUNTANSI
Perkembangan teori akuntansi telah mengalami kegagalan, terjadi evolusi arah dari “theorizing” ke “conceptualizing”. Dengan menggunakan definisi-definisi gabungan dari sejumlah kamus, kami menyatakan bahwa teori adalah :
1.      Sekelompok prinsip fundamental terpadu yang mendasari suatu ilmu atau aplikasi-aplikasi praktisnya.
2.      Formulasi dari hubungan-hubungan yang telah jelas atau prinsip-prinsip yang mendasari fenomena tertentu yang telah diamati, yang telah diuji sampai tingkat tertentu.
3.      Cabang dari suatu seni atau ilmu yang mengandung pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan metode-metodenya bukan praktiknya.
4.      Suatu susunan sekelompok hasil atau suatu body of theorems yang menyajikan pandangan sistematis dari beberapa subjek.
Di sisi lain, suatu konsep adalah “mental image terutama gagasan umum yang dibentuk dengan mengkombinasikan elemen-elemen dari suatu kelas kedalam gagasan mengenai satu obyek.” Aktivitas yang terlibata dalam konseptualisasi adalah konseptualisme, yang didefinisikan sebagai :
Doktrin. Pertengahan antara dua titik ekstrem nominalisme dan realisme, yang menyatakan bahwa yang universal atau karakteristik-karakteristik abstrak tidak memiliki realitas yang independen hanya ada dalam bentuk gagasan – gagasan dalam pikiran atau sifat-sifat yang terkandung dalam hal-hal tertentu.


2.  STATUS PENDEKATAN-PENDEKATAN TRADISIONAL
Tujuan tradisional yaitu pembentukan teori akuntansi yang tegas dan universal dan kemudian menurunkan standar-standar dan praktik-praktik akuntansi yang berdaya guna dari teori semacam itu telah ditinggalkan. Usaha-usaha konseptualisasi yang luas dan kadang tidak jelas sekarang sedang terjadi. Pembuatan konsensus sekarang merupakan semboyan bagi mereka yang terlibat dalam penempaan standar-standar akuntansi keuangan baik di tingkat nasional maupun internasional.
PROF Wanda A Wallace menyatakan bahwa riset akuntansi internasional mungkin paralel dengan riset akuntansi secara umum. Dia mengilustrasikan poin ini dengan sebuah contoh metodologi yang didasarkan pada teori agen (agency theory), ekonomi transaksi (transactions economics), dan teori hirarki (theory of hierarchies). Kesimpulannya adalah bahwa riset akuntansi internasional mungkin lebih rumit dibanding riset nasional karena lingkungan-lingkungan internasional yang berbeda, terutama yang berhubungan dengan perjanjian, kepemilikan pemerintah, regulasi dan praktik-praktik interview pemerintah dan pengaruh budaya atas persepsi.

3.  MEMBANGUN STRUKTUR PENDEKATAN ALTERNATIF
Klasifikasi sistem akuntansi keuangan mungkin bisa memberikan kegunaan yang sama.  Analisisnya harus mengandung investigasi mengapa dan bagaimana sistem tertentu berbeda. Analisisnya sendiri bervariasi sepanjang waktu konvergensi vs divergensi. Selain itu, perubahan-perubahan sistem yang diinginkan bisa dikristalisasi dan perubahan yang diharapkan bisa diprediksi. Ada kemungkinan bahwa agen-agen perubahan dapat diidentifikasi dan laju perubahan dapat diukur. Dalam semua hal, banyak praktisi dan akademisi akuntansi internasional melihat kegunaan dari prosedur dan analisis klasifikasi.
Proses klasifikasi akuntansi internasional telah dicapai dalam dua cara:
1)      Klasifikasi Subyektif
Upaya awal klasifikasi praktik-praktik akuntansi yang ada bisa ditelusuri ke Prof. G.G Mueller. Dia mengkaitkan 10 pengelompokkan tersebut dengan masing-masing lingkungan bisnis yang berbeda tempat mereka beroperasi. Ke-10 kelompok tersebut adalah :
1.      AS/Kanada/Belanda
2.      Persemakmuran Inggris (kecuali Kanada)
3.      Jerman/ Jepang
4.      Eropa Daratan (kecuali Jerman, Belanda, dan Skandinavia)
5.      Skandinavia
6.      Israel/Meksiko
7.      Amerika Selatan
8.      Negara-negara berkembang di Timur Jauh dan Dekat
9.      Afrika (Kecuali Afrika Selatan)
10.  Negara-negara komunis
Metode klasifikasi diatas dipakai secara luas oleh institusi-institusi akuntan nasional, sejumlah organisasi internasional, dan perusahaan-perusahaan jasa multinasional.
2)      Klasifikasi-klasifikasi yang Teruji Secara Empiris
Analisis praktik-praktik akuntansi dan pelaporan yang secara nyata dipakai adalah cara lain untuk membentuk sistem klasifikasi. Pelopor dalam upaya ini adalah Prof.R.C DaCosta, J.C Bourgeois, dan W.M Lawson pada satu sisi dan Prof. W.G Frank dan R.D Nair di sisi lain. Mereka, seperti halnya peneliti-peneliti lain, telah mengaplikasikan analisis faktor untuk menemukan “cluster-cluster” berbasis statistik dari praktik-praktik akuntansi yang ada sekarang. Studi tentang cluster menggunakan data-data survey kualitatif mengenai prinsip-prinsip akuntansi dan praktik pelaporan yang disiapkan dan dipublikasikan oleh Price Waterhouse International.

4.  POLA PENGEMBANGAN KOMPARATIF
Terdapat empat pendekatan yang berbeda terhadap pengembangan akuntansi dapat diamati di negara-negara Barat yang memiliki sistem ekonomi yang berorientasi pada pasar. Keempat pendekatan itu adalah :
1.      Pola Makroekonomis
2.      Pola Mikroekonomis
3.      Pendekatan Disiplin Independen
4.      Pendekatan Akuntansi Seragam 

5.  AKTIVITAS-AKTIVITAS PENDUKUNG
Aktivitas-aktivitas pendukung di luar pergerakan standar internasional secara umum      diklasifikasikan menjadi :
a)      Organisasi Regional
b)      Institusi-institusi

Sumber :Choi,Frederick d.s dan gerhard g.mueller. Akuntansi Internasional.   Jakarta: Salemba Empat. 1997





BAB III
AKUNTANSI KEUANGAN KOMPARATIF

PERSPEKTIF GLOBAL DARI PRAKTIK AKUNTANSI
Ø  AMERIKA
Dewasa ini, AS merupakan kekuatan yang gemilang dalam akuntansi global. AS lebih baik dari negara-negara lain dalam hal pengeluaran riset akuntansi, jumlah publikasi akuntansi, dan lulusan perguruan tinggi yang memiliki konsentrasi akuntansi.
Pengukuran Aset dan Kewajiban
Istilah aset tidak memiliki arti yang pasti, dalam hal sumberdaya mana yang harus dimasukkan dan sumberdaya mana yang harus dikeluarkan. Demikian juga, istilah tersebut meliputi interpretasi atas aset-aset tak berwujud seperti goodwill, dan R&D. Di Amerika Selatan, definisi aset termasuk kerugian-kerugian yang timbul karena memiliki hutang dalam satuan valuta asing. Di negara-negara Eropa Daratan, aset mungkin tidak meliputi berbagai tipe sewa guna usaha, tax loss carry-forwards, atau kepemilikan ekonomi dalam perusahaan-perusahaan afiliasi.
Konsep kewajiban diaplikasikan berbeda dari satu negara ke negara lain. Akuntansi bagi pajak penghasilan memberikan contoh spesifik. Di Argentina misalnya kewajiban pajak penghasilan tidak diakrualkan dan dicatat berdasarkan basis kas saja. Di Swiss, pencatatan akrual periodik terjadi tanpa pengakuan terhadap kewajiban pajak penghasilan yang tertunda. Kewajiban-kewajiban tertunda mungkin memerlukan beberapa metode alokasi yang berbeda. Di Belanda, nilai pajak penghasilan yang tertunda kadang-kadang merupakan nilai yang didiskontokan.
                  
Ø  AUSTRALIA
Tradisi dan kebiasaan Inggris memberi ciri yang signifikan pada Australia walaupun akhir-akhir ini Australia lebih cenderung mengara ke pola Amerika. Perbedaan-perbedaan akuntansi keuangan dan praktik-praktik pelaporan antara Inggris dan Australia semakin meningkat. Gagasan Pan-Pasik sedang tumbuh di Australia, gagasan Komunitas Eropa tumbuh di Inggris.
Dua badan akuntansi profesional Australia adalah Institute of Chartered Accountants in Australia (ICAA) dan Australian Society of Accountants (ASA). ICAA memiliki keanggotaan kira-kira 20.000 dan terkait erat dengan audit dan praktik publik. Keanggotaan ASA kira-kira 60.000, terutama wakil dari sektor publik.

Ø  JEPANG
Akuntansi dan pelaporan keuangan Jepang merupakan bunga rampai dari begitu banyak eksternalitas domestik dan internasional. Di permukaan, laporan keuangan korporasi Jepang tampaknya mirip dengan perusahaan-perusahaan sejenis dari Inggris-Amerika. Namun, sebenarnya, kandungan informasi laporan keuangan korporasi Jepang berbeda secara substansial.
Penyusunan standar akuntansi di Jepang terutama merupakan fungsi pemerintah dengan sejumlah input pendukung dari JICPA. Semua perusahaan yang dibentuk berdasarkan undang-undang komersial diwajibkan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan akuntansinya, yang terkandung dalam “peraturan-peraturan” yang berkaitan dengan :
a)      Neraca
b)      Laporan Laba Rugi
c)      Laporan Bisnis
d)      Usulan bagi Pembagian Laba
e)      Skedul-skedul Pendukung

Ø  INGGRIS
United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland terdiri dari empat negara, Inggris, Skotlandia, Wales, dan Pulau Utara. Walaupun UK memiliki sistem hukum dan kebijakan moneter dan fiskal serta aturan-aturan dan regulasi-regulasi sosial tunggal yang terpadu, perbedaan-perbedaan individual tetap ada di dalam keempat negara tersebut.
Aktivitas perusahaan yang didirikan di UK diatur secara luas oleh perundang-undangan yang bernama Companies Acts, yang merupakan hukum nasional. Legislasi yang menonjol adalah Companies Acts 1948, yang selanjutnya diamandemenkan secara substansial pada tahun 1967, 1976, 1980, dan 1981. Companies Act 1985 mengkonsolidasikan dan secara signifikan memperluas legilasi-legilasi sebelumnya dengan amandemen tambahan penting yang muncul tahun 1989. Tahun-tahun legislasi ini mengindikasikan tingginya frekuensi diperbaharuinya dan/atau diamandemenkan legislasi perusahaan-perusahaan Inggris. Yang perlu dicatat bahwa amandemennya tahun 1981 membawa ketentuan-ketentuan directive ke-4 EC kedalam hukum perusahaan Inggris dan amandemen tahun 1989 secara khusus mengakui ketentuan-ketentuan dari directive ke-7 dan ke-8 EC.

Badan-badan akuntansi utama di UK adalah :
1.      The Institute of Chartered Accountants in England and Wales
2.      The Institute of Chartered Accountants in Ireland
3.      The Institute of Chartered Accountants in Scotland
4.      The Chartered Association of Certified Accountants
5.      The Institute of Cost and Management Accountants
6.      The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy
Seperti di Australia, hukum perusahaan UK memuat persoalan-persoalan akuntansi dalam apa yang dinamakan skedul (misalnya, format alternatif untuk neraca dan laporan R/L terdapat dalam skedul 4 dan 4a 1985 Act.

Lima prinsip akuntansi dasar yang tercantum langsung dalam perundang-undangan adalah :
1.      Pencocokan pendapatan dan beban berdasarkan beban akrual
2.      Penilaian item-item aset dan kewajiban individual secara terpisah dalam masing-masing kelas aset dan kewajiban
3.      Penerapan prinsip-prinsip konservatisme, terutama dalam pengakuan realisasi laba dan semua kewajiban dan kerugian yang diketahui
4.      Kewajiban penerapan kebijaka-kebijakan akuntansi secara konsisten dari tahun ke tahun
5.      Anggapan bahwa prinsip kelangsungan usaha dapat diterapkan pada entitas yang bersangkutan.

Sumber :Choi,Frederick d.s dan gerhard g.mueller. Akuntansi Internasional.Jakarta:Salemba Empat.1997