Nama :Eslida Rumapea
Npm :22210443
Kelas :3eb22
Tugas :B.Indonesia
ANALISA
PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran adalah suatu kegiatan
berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan suatu kebenaran.
Penalaran juga merupakan proses berpikir secara terus menerus dalam menarik
suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Ciri-ciri
penalaran :
1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut
logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis)
2. Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada
hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah
tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Pengertian Deduktif
Deduktif merupakan cara penarikan
kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus
(individual). Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan
pola berpikir silogisme, dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Dan didalam
silogisme terdapat premis mayor dan premis minor.
Penalaran Deduktif
Deduktif adalah cara berpikir di mana
dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal padasuatu
peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Contoh :
-
Premis Mayor
: Semua manusia
memiliki sepasang telinga
-
Premis Minor
: Alfi adalah
manusia
- Kesimpulan
: Jadi, Alfi
memiliki sepasang telinga
Tetapi menurut seorang anak kecil,
hal ini tidak benar. Ini membuktikan bahwa tidak semua manusia mempunyai
persyaratan yang sama terhadap apa yang dianggapnya benar. Secara deduktif
dapat dibuktikan ketiganya benar. Pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya
adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan yang telah dianggap benar.
Teori ini disebut koherensi. Matematika adalah bentuk pengetahuan yang
penyusunannya dilakukan pembuktian berdasarkan teori koherensi.
· Jenis-jenis Penalaran Deduktif :
1.
Silogisme
Silogisme merupakan proses penalaran
di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru
(berupa konklusi).
Bentuk silogisme :
a.
Silogisme kategoris : terdiri dari proposisi-proposisi kategoris. Silogisme
kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang
kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis
mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis
minor. Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
i.
Premis umum : Premis Mayor (My)
ii.
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
iii.
Premis simpulan : Premis Kesimpulan
(K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan
predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut
term minor.
Contoh silogisme Kategorial:
My :
Semua siswa/i SMA adalah
lulusan SMP
Mn :
Maya adalah siswi
K
: Jadi, Maya
lulusan SMP
b. Silogisme hipotesis : salah satu proposisinya berupa
proposisi hipotesis. Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden,
simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya
juga menolak konsekuen.
Contoh :
Premis Mayor : Jika
tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor :
Hujan tidak turun
Konklusi :
Sebab itu panen akan
gagal
Atau
Premis Mayor : Jika
tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Premis Minor :
Hujan turun
Konklusi
: Sebab itu panen
tidak gagal
Contoh
silogisme hipotesis ke2 :
Premis
Mayor : Bila hujan,
maka jalanan basah
Premis
Minor : Sekarang
hujan
Konklusi
: Maka jalanan basah.
Atau
Premis
Mayor : Bila hujan, maka
jalanan basah
Premis
Minor : Sekarang jalanan
basah
Konklusi
: Maka hujan.
c. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis
mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh Silogisme Alternatif :
My
: Paman saya berada
di Bogor atau Bekasi
Mn
: Paman saya berada
di Bogor
K
: Jadi,paman saya
tidak berada di Bekasi
atau
My
: Paman sayang
berada di Bogor atau Bekasi
Mn
: Paman saya tidak
berada di Bekasi
K
: jadi, paman saya
berada di Bogor
2. Silogisme Standar
Silogisme kategoris standar adalah
proses logis yang terdiri dari tiga proposisi
kategoris.
Proposisi 1 dan 2 adalah premis.
Proposisi 3 adalah konklusi
Contoh Silogisme Standar :
My
: Semua pahlawan
adalah orang berjasa
Mn
: Cut Nyak Dien
adalah pahlawan
Konklusi :
Jadi, Cut Nyak Dien
adalah orang berjasa.
3. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
Premis
Minor : Indah menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam
perlombaan melukis
Konklusi
: Indah telah memenangkan perlombaan melukis , maka dari itu Indah berhak
menerima hadiahnya
Referensi :