Npm :22210443
Kelas :4
EB 22
Mata kuliah :Akuntansi Internsional
Bab VI
TRANSLASI MATA UANG
ASING
A. PENGARUH
ALTERNATIF KURS TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN.
Dalam melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antara lain:
a. Kurs kini (current)
b.
Kurs historis (historical)
c. Kurs rata-rata (average)
Harus dapat dibedakan antara keuntungan dan kerugian translasi (translation) dan keuntungan dan kerugian transaksi (transaction) dimana keduanya merupakan keuntungan dan kerugian akibat nilai tukar.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi, keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan saat penyelesaian.Jenis dua penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.Namun demikian hingga utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar belum direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena berasal dari proses penyajian ulang.
Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang timbul pada tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai tukar. Berikut ini adalah bagan yang menjelaskan perbedaan antara keuntungan dan kerugian transaksi dan translasi.
c. Kurs rata-rata (average)
Harus dapat dibedakan antara keuntungan dan kerugian translasi (translation) dan keuntungan dan kerugian transaksi (transaction) dimana keduanya merupakan keuntungan dan kerugian akibat nilai tukar.
Dari dua jenis penyesuaian transaksi, keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai tukar yang digunakan saat penyelesaian.Jenis dua penyesuaian transaksi adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan.Namun demikian hingga utang mata uang asing tersebut benar-benar dilunasi, kerugian nilai tukar belum direalisasi ini memiliki sifat yang sama dengan kerugian translasi karena berasal dari proses penyajian ulang.
Perbedaan dalam kurs nilai tukar yang timbul pada tanggal yang berbeda menyebabkan berbagai jenis penyesuaian nilai tukar. Berikut ini adalah bagan yang menjelaskan perbedaan antara keuntungan dan kerugian transaksi dan translasi.
B. TRANSAKSI MATA
UANG ASING.
Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan memberi atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.Berdasarkan konsep mata uang fungsioanal yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang berlaku di wilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi dalam suatu mata uang, tetapi di ukur atau di catat dalam mata uang yang lain.
Kriteria Mata Uang Fungsional :
FAS No. 52, pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini untuk translasi mata uang asing :
1. Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
2. Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo yang berdenominasi dalam suatu mata uang harus selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Penyesuaian kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang terjadi) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar di antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang belum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
Dalam transaksi mata uang asing terdapat dua perlakuan akuntansi atau keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan yaitu :
Perspektif Transaksi Tunggal : Penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum diselesaikan ) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun–akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesainnya merupakan peristiwa tunggal.
Perspektif Dua Transaksi : Penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut .
FAS no 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba.Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila :
1. Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu.
2. Transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi (yaitu lindung nilai terhadap posisi aktiva/kewajiban bersih operasi luar negeri) dan komitmen mata uang asing.
Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan memberi atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.Berdasarkan konsep mata uang fungsioanal yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang berlaku di wilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi dalam suatu mata uang, tetapi di ukur atau di catat dalam mata uang yang lain.
Kriteria Mata Uang Fungsional :
FAS No. 52, pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini untuk translasi mata uang asing :
1. Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
2. Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo yang berdenominasi dalam suatu mata uang harus selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Penyesuaian kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang terjadi) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar di antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang belum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
Dalam transaksi mata uang asing terdapat dua perlakuan akuntansi atau keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan yaitu :
Perspektif Transaksi Tunggal : Penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum diselesaikan ) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun–akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesainnya merupakan peristiwa tunggal.
Perspektif Dua Transaksi : Penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut .
FAS no 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba.Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila :
1. Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu.
2. Transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi (yaitu lindung nilai terhadap posisi aktiva/kewajiban bersih operasi luar negeri) dan komitmen mata uang asing.
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan
berbagai metode untuk menyatakan laporan keuangannya dalam mata uang asing
menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini terdiri dari dua jenis
yaitu :
1.Metode Kurs Tunggal
Kurs terkini atau kurs penutupan untuk seluruh aktiva
dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat
pos-pos tersebut diakui.
2.Metode Kurs Berganda
Metode ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan
nilai tukar kini dalam proses translasi. Metode ini terbagi atas tiga
metode yaitu :
a. Metode kini - non kini (lancar-tidak lancar).
b. Metode Moneter - non moneter .
c. Metode temporal
C. PENGARUH LAPORAN KEUANGAN.
Tampilan di bawah ini menunjukan pengaruh metode translasi terhadap laporan keuangan. Neraca sebuah anak perusahaan khayalan Meksiko dari suatu perusahaan multinasional yang berbasis di AS menunjukan mata uang peso dan nilai ekuivalen dolar AS terhadap saldo dalam peso Meksiko pada saat kurs nilai tukar srbesr P1= $0,13 seandainya peso mengalami depresiasi menjadi P1=$ 0,10 maka beberapa hasil akuntansi yang berbeda dapat timbul.
Berdasarkan data diatas menunjukkan metode translasi yang berbeda memberikan hasil akuntansi yang beragam, mulai dari kerugian sebesar $450 bila menggunakan metode kurs kini hingga keuntuungan sebesar $360 bila menggunakan metode moneter - non moneter. Perbedaan ini cukup besar mengigat seluruh hasilnya didasarkan pada fakta yang sama. Yang lebih penting lagi, laba terkait operasi yang dilaporkan sebelum translasi mata uang sangat mungkin akan berubah dilaporkan menjadi kerugian atau laba yang jauh lebih rendah setelah translasi (atau kebalikannya).
Tampilan di bawah ini menunjukan pengaruh metode translasi terhadap laporan keuangan. Neraca sebuah anak perusahaan khayalan Meksiko dari suatu perusahaan multinasional yang berbasis di AS menunjukan mata uang peso dan nilai ekuivalen dolar AS terhadap saldo dalam peso Meksiko pada saat kurs nilai tukar srbesr P1= $0,13 seandainya peso mengalami depresiasi menjadi P1=$ 0,10 maka beberapa hasil akuntansi yang berbeda dapat timbul.
Berdasarkan data diatas menunjukkan metode translasi yang berbeda memberikan hasil akuntansi yang beragam, mulai dari kerugian sebesar $450 bila menggunakan metode kurs kini hingga keuntuungan sebesar $360 bila menggunakan metode moneter - non moneter. Perbedaan ini cukup besar mengigat seluruh hasilnya didasarkan pada fakta yang sama. Yang lebih penting lagi, laba terkait operasi yang dilaporkan sebelum translasi mata uang sangat mungkin akan berubah dilaporkan menjadi kerugian atau laba yang jauh lebih rendah setelah translasi (atau kebalikannya).
D. MODEL TRANSLASI
MANA YANG TERBAIK ?
Keadaan yang mendasari proses translasi mata uang asing sangat berbeda.Translasi akun-akun dari mata uang yang stabil ke dalam mata uang yang tidak stabil tidaklah sama dengan melakukan translasi dari mata uang yang tidak stabil ke dalam mata uang yang stabil. Hanya ada sedikit kesamaan antara translasi untuk transaksi jenis ekspor-impor dan transaksi yang melibatkan perusahaan afiliasi yang secara tetap didirikan atau anak perusahaan di Negara lain yang menanamkan kembali laba lokalnya dan tidak bermaksud untuk mengirimkan kembali dana apapun kepada induk perusahaan dalam waktu dekat.
Kedua, translasi dilakukan untuk tujuan yang berbeda. Melakukan translasi akun-akun suatu anak perusahaan luar negeri dalam rangka konsolidasi akun-akun dengan induk perusahaan tidak sama dengan melakukan translasi akun-akun perusahaan yang independent dengan maksud untuk memenuhi kepentingan para pihak luar negeri.
Keadaan yang mendasari proses translasi mata uang asing sangat berbeda.Translasi akun-akun dari mata uang yang stabil ke dalam mata uang yang tidak stabil tidaklah sama dengan melakukan translasi dari mata uang yang tidak stabil ke dalam mata uang yang stabil. Hanya ada sedikit kesamaan antara translasi untuk transaksi jenis ekspor-impor dan transaksi yang melibatkan perusahaan afiliasi yang secara tetap didirikan atau anak perusahaan di Negara lain yang menanamkan kembali laba lokalnya dan tidak bermaksud untuk mengirimkan kembali dana apapun kepada induk perusahaan dalam waktu dekat.
Kedua, translasi dilakukan untuk tujuan yang berbeda. Melakukan translasi akun-akun suatu anak perusahaan luar negeri dalam rangka konsolidasi akun-akun dengan induk perusahaan tidak sama dengan melakukan translasi akun-akun perusahaan yang independent dengan maksud untuk memenuhi kepentingan para pihak luar negeri.
Ada tiga pertanyaan yang harus diperhatikan :
1. Apakah menggunakan lebih dari satu metode translasi diperbolehkan?
2. Jika ya, metode manakah yang dapat digunakan dan dalam kondisi apakah metode tersebut diterapkan?
3. Apakah terdapat situasi di mana translasi sama sekali tidak boleh dilakukan?
Terkait dengan pertanyaan pertama, jeals terlihat bahwa satu metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan tujuan yang berbeda. Jadi lebih dari satu metode translasi yang diperlukan. Terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
1. Metode historis :
Objek translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang domestik dan untuk membuat laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip - prinsip akuntansi yang diterima secara umum dinegara asal induk perusahaan maka tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan kurs nilai tukar historis.Prinsip temporal lebih disukai karena secara umum mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam mata uang asing.
2. Metode kini
Merupakan translasi (penyajian ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang kedalam mata uang lainnya. Metode kurs kini lebih teapt digunakan apabila akun-akun anak perusahaan luar negeri yang ditranslasika tetap mempertahankan mata uang lokal sebagai unit pengukuran :yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang perusahaan lokal. Translasi berdasarkan kurs kini tidak mengubah segala bentuk hunbungan awal dalam laporan keuangan mata uan asing, karena seluruh saldo akun hanya perlu dikalikan dengan suatu konstanta. Pendekatan ini berguna jika akun-akun perusahaan independen ditranslasikan untuk kepentingan pemegang saham luar negeri atau kelompok pengguna eksternal lainnya.
1. Apakah menggunakan lebih dari satu metode translasi diperbolehkan?
2. Jika ya, metode manakah yang dapat digunakan dan dalam kondisi apakah metode tersebut diterapkan?
3. Apakah terdapat situasi di mana translasi sama sekali tidak boleh dilakukan?
Terkait dengan pertanyaan pertama, jeals terlihat bahwa satu metode translasi saja tidak dapat memenuhi dengan sama translasi yang dilakukan berdasarkan kondisi yang berbeda dan tujuan yang berbeda. Jadi lebih dari satu metode translasi yang diperlukan. Terdapat tiga pendekatan translasi yang berbeda yang dapat diterima yaitu :
1. Metode historis :
Objek translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangan anak perusahaan luar negeri kedalam mata uang domestik dan untuk membuat laporan keuangan anak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip - prinsip akuntansi yang diterima secara umum dinegara asal induk perusahaan maka tujuan ini dapat dicapai dengan menggunakan kurs nilai tukar historis.Prinsip temporal lebih disukai karena secara umum mempertahankan prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengukur aktiva dan kewajiban yang awalnya dinyatakan dalam mata uang asing.
2. Metode kini
Merupakan translasi (penyajian ulang) secara langsung dari satu jenis mata uang kedalam mata uang lainnya. Metode kurs kini lebih teapt digunakan apabila akun-akun anak perusahaan luar negeri yang ditranslasika tetap mempertahankan mata uang lokal sebagai unit pengukuran :yaitu jika entitas asing dipandang dari sudut pandang perusahaan lokal. Translasi berdasarkan kurs kini tidak mengubah segala bentuk hunbungan awal dalam laporan keuangan mata uan asing, karena seluruh saldo akun hanya perlu dikalikan dengan suatu konstanta. Pendekatan ini berguna jika akun-akun perusahaan independen ditranslasikan untuk kepentingan pemegang saham luar negeri atau kelompok pengguna eksternal lainnya.
3. Tidak dilakukan translasi sama sekali
Dilakukan apabila tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yang sangat tidak stabil dan sangat stabil. Translasi dari satu mata uang itu ke yang lainnya tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan metode yang manapun. Jika suatu mata uang cukup tidak stabil sehingga membuat translasi akun tidak dapat dilakukan, konsolidasi laporan keuangan juga tidak dapat dilakukan. Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan perusahaan independen dikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan pemberian informasi bagi para penduduk di negara lain yang berada dalam tingkat perkembangan ekonomi yang dapat dibandingkan dan memiliki situasi mata uang nasional yang dapat dibandingkan. Manajer iternasional yang efektif harus mampu mengevaluasi situasi dan mengambil keputusan yang menyangkut lebih dari satu mata uang.
E. KURS KINI YANG TEPAT.
Sejauh ini istilah kurs nilai tukar yang sering digunakan dalam metode translasi adalah kurs historis dan kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk translasi yang berbeda.
Dalam situasi ini
harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa alternatif yang
disarankan adalah :
ü Kurs pembayaran deviden,
ü Kurs pasar bebas dan,
ü Kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkati dengan kegiatan impor atau ekspor.
Kurs pasar bebas lebih disukai dengan satu pengecualian apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing khusus yang berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus digunakan.
Kurs nilai tukar kini dalam pasar bebas pada akhir tahun selanjutnya harus diterapkan untuk saldo akun kas luar negeri. Prosedur ini mentranslasikan bagian akun kas dalam mata uang asing berdasarkan dua atau lebih kurs nilai tukar translasi yang berbeda. Hal ini normal dilakukan sepanjang tahun sunguh - sungguh mencerminkan kenyataan ekonomi yang tepat.
ü Kurs pembayaran deviden,
ü Kurs pasar bebas dan,
ü Kurs penalti atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkati dengan kegiatan impor atau ekspor.
Kurs pasar bebas lebih disukai dengan satu pengecualian apabila terdapat kontrol nilai tukar yang khusus (yaitu apabila beberapa jenis dana yang secara pasti telah dialokasikan untuk transaksi tertentu dengan kurs nilai tukar valuta asing khusus yang berlaku), kurs yang berlaku tersebut harus digunakan.
Kurs nilai tukar kini dalam pasar bebas pada akhir tahun selanjutnya harus diterapkan untuk saldo akun kas luar negeri. Prosedur ini mentranslasikan bagian akun kas dalam mata uang asing berdasarkan dua atau lebih kurs nilai tukar translasi yang berbeda. Hal ini normal dilakukan sepanjang tahun sunguh - sungguh mencerminkan kenyataan ekonomi yang tepat.
F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI.
PSAK No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dlaam periode tersebut. Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan.
Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang.Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpegaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang.Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Parkinson menawarkan alasan tambahan yang mendukung dilakukannya penangguhan : Keuntungan dan kerugian tersebut berkaitan erat dengan investasi jangka panjang – bahkan mungkin suatu investasi permanen yang dilakukan oleh suatu induk perusahaan ke dalam anak perusahaan asing, bahwa keuntungan dan kerugian tersebut tidak dapat direalisasikan hingga operasi luar negeri dihentikan dan semua aktiva bersih dibagikan ke induk perusahaan. Tidak terdapat keuntungan dan kerugian yang akan pernah dapat direalisasikan. Hasil operasi yang dicatat dalam periode setelah revaluasi mata uang (ditranslasikan menurut kurs nilai tukar kini pada waktu itu) akan menunjukkan kenaikan atau penurunan kekayaan operasi luar negeri dan dalam keadaan ini, tidak diperlukan pencatatan keuntungan dan kerugian translasi satu waktu dalam laporan laba rugi, bahwa kenyataannya pencatatan keuntungan dan kerugian tersebut dapat saja menyesatkan.
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar, yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS No.8 (par.199),"Kurs nilai tukar berfluktuasi: akuntansi harusnya tidak memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil."
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang.Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpegaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang.Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Parkinson menawarkan alasan tambahan yang mendukung dilakukannya penangguhan : Keuntungan dan kerugian tersebut berkaitan erat dengan investasi jangka panjang – bahkan mungkin suatu investasi permanen yang dilakukan oleh suatu induk perusahaan ke dalam anak perusahaan asing, bahwa keuntungan dan kerugian tersebut tidak dapat direalisasikan hingga operasi luar negeri dihentikan dan semua aktiva bersih dibagikan ke induk perusahaan. Tidak terdapat keuntungan dan kerugian yang akan pernah dapat direalisasikan. Hasil operasi yang dicatat dalam periode setelah revaluasi mata uang (ditranslasikan menurut kurs nilai tukar kini pada waktu itu) akan menunjukkan kenaikan atau penurunan kekayaan operasi luar negeri dan dalam keadaan ini, tidak diperlukan pencatatan keuntungan dan kerugian translasi satu waktu dalam laporan laba rugi, bahwa kenyataannya pencatatan keuntungan dan kerugian tersebut dapat saja menyesatkan.
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar, yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS No.8 (par.199),"Kurs nilai tukar berfluktuasi: akuntansi harusnya tidak memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil."
Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian selama masa pos-pos neraca terkait.
Penangguhan Parsial
Keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan.Penangguhan translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs. Pendekatan ini juga tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan translasi direalisasi. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya. Keuntungan dan kerugian translasi akan terhapuskan dalam jangka panjang.
Tidak Ditangguhkan
Untuk mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan.Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.Akan menyesatkan para pembaca laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu memberikan informasi yang sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas sebuah perusahaan.
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian selama masa pos-pos neraca terkait.
Penangguhan Parsial
Keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan.Penangguhan translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs. Pendekatan ini juga tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan translasi direalisasi. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya. Keuntungan dan kerugian translasi akan terhapuskan dalam jangka panjang.
Tidak Ditangguhkan
Untuk mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan.Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.Akan menyesatkan para pembaca laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu memberikan informasi yang sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas sebuah perusahaan.
G. PERKEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI.
Praktik akuntansi translasi telah berkembanga dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter internasional. Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.
Sebelum 1965
Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4 kemudian diperbaharui dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode kini-non kini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam laba. Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama periode berjalan. Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
1965 - 1975
Bab 12 ARB no 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-non kini dalam keadaan tertentu. Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
1975 - 1981
FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubaahan kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.
1981 - hingga kini
FASB mempertimbangkan kembali FAS no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standars No.52 pada tahun 1981.
Praktik akuntansi translasi telah berkembanga dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter internasional. Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.
Sebelum 1965
Accounting Research Bulletin (ARB) NO. 4 kemudian diperbaharui dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode kini-non kini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam laba. Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama periode berjalan. Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
1965 - 1975
Bab 12 ARB no 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-non kini dalam keadaan tertentu. Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
1975 - 1981
FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubaahan kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan,.
1981 - hingga kini
FASB mempertimbangkan kembali FAS no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standars No.52 pada tahun 1981.
H. ISI STANDAR NO 52.
Tujuan FAS No.52 berbeda dengan FAS No.8. FAS No. 8 menggunakan sudut pandang induk perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan seakan-akan seluruh transaksinya terjadi dalam mata uang dolar AS. Standar No. 52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah.
Tujuan ini didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Penentuan mata uang fungsional menentukan pilihan metode translasi yang digunakan untuk keperluan konsolidasi dan perlakuan terhadap keuntungan dan kerugian kurs yaitu :
Translasi apabila mata uang lokal merupakan mata uang fungsional.
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas asing,laporan keuangan ditranslasikan kedalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini.Keuntungan atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan sebagai komponen yang terpisah.
Prosedur kurs kini yang digunakan adalah :
1. Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam doalr dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transasksi, meskipun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.
3. Keuntungan dan kerugian translasi dilaporkan terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.
Translasi apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional .
Apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang asing diukur ulang kedalam dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian translasi yang berasal dari proses translasi dimasukkan dalam penentuan laba periode berjalan. Secara khusus :
1. Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva non-moneter dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos non moneter lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata kurs nilai tukar selama periode berjalan , pos-pos nonmoneter (seperti HPP dan beban depresiasi) yang ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
3. Keuntungan dan kerugian translasi tercermin dalam laba periode berjalan.
Translasi apabila mata uang asing merupakan mata uang fungsional. Apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lainnya. Dalam situasi ini laporan keuangan pertama - tama disajikan ulang dari mata uang lokal kedalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan kedalam dolar AS dengan menggunkan metode kurs kini.
Pengecualian dalam metode kurs kini adalah untuk anak perusahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang memiliki tingkat inflasi kumulatif selam 3 tahun berturut-turut.Dalam kondisi hiperinflasi seperti itu nilai dolar dianggap sebagai mata uang fungsional, sehingga menggunakan metode translasi temporal. Jika suatu entitas memiliki lebih dari satu operasi yang terpisah dan dapat dipisahkan,setiap operasi dapat dianggap sebagai entitas terpisah dengan mata uang fungsionalnya sendiri.
Mata uang asing berarti semua mata uang selain mata uang negara yang bersangkutan atau semua mata uang selain mata uang fungsional dari suatu entitas. Mata uang lokal adalah mata uang dari negara tertentu atau mata uang yang dinyatakan dalam kegiatan domestik maupun luar negeri dari negara yang bersangkutan. Mata uang fungsional adalah mata uang yang berlaku di wilayah utama perusahaan.
Sekali mata uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan FAS No. 52 mengharuskan mata uang tersebut digunakan secara konsisten kecuali jika terjadi perubahan dalam keadaan ekonomi mengindikasikan bahwa mata uang fungsional telah berubah.
Tujuan FAS No.52 berbeda dengan FAS No.8. FAS No. 8 menggunakan sudut pandang induk perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan seakan-akan seluruh transaksinya terjadi dalam mata uang dolar AS. Standar No. 52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah.
Tujuan ini didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Penentuan mata uang fungsional menentukan pilihan metode translasi yang digunakan untuk keperluan konsolidasi dan perlakuan terhadap keuntungan dan kerugian kurs yaitu :
Translasi apabila mata uang lokal merupakan mata uang fungsional.
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas asing,laporan keuangan ditranslasikan kedalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini.Keuntungan atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan sebagai komponen yang terpisah.
Prosedur kurs kini yang digunakan adalah :
1. Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam doalr dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transasksi, meskipun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.
3. Keuntungan dan kerugian translasi dilaporkan terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.
Translasi apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional .
Apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang asing diukur ulang kedalam dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian translasi yang berasal dari proses translasi dimasukkan dalam penentuan laba periode berjalan. Secara khusus :
1. Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva non-moneter dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos non moneter lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata kurs nilai tukar selama periode berjalan , pos-pos nonmoneter (seperti HPP dan beban depresiasi) yang ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
3. Keuntungan dan kerugian translasi tercermin dalam laba periode berjalan.
Translasi apabila mata uang asing merupakan mata uang fungsional. Apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lainnya. Dalam situasi ini laporan keuangan pertama - tama disajikan ulang dari mata uang lokal kedalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan kedalam dolar AS dengan menggunkan metode kurs kini.
Pengecualian dalam metode kurs kini adalah untuk anak perusahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang memiliki tingkat inflasi kumulatif selam 3 tahun berturut-turut.Dalam kondisi hiperinflasi seperti itu nilai dolar dianggap sebagai mata uang fungsional, sehingga menggunakan metode translasi temporal. Jika suatu entitas memiliki lebih dari satu operasi yang terpisah dan dapat dipisahkan,setiap operasi dapat dianggap sebagai entitas terpisah dengan mata uang fungsionalnya sendiri.
Mata uang asing berarti semua mata uang selain mata uang negara yang bersangkutan atau semua mata uang selain mata uang fungsional dari suatu entitas. Mata uang lokal adalah mata uang dari negara tertentu atau mata uang yang dinyatakan dalam kegiatan domestik maupun luar negeri dari negara yang bersangkutan. Mata uang fungsional adalah mata uang yang berlaku di wilayah utama perusahaan.
Sekali mata uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan FAS No. 52 mengharuskan mata uang tersebut digunakan secara konsisten kecuali jika terjadi perubahan dalam keadaan ekonomi mengindikasikan bahwa mata uang fungsional telah berubah.
I. TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI.
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.
J. TRANSLASI MATA UANG ASING DI NEGARA LAIN
Kanada
Institut akuntan bersertifikat di Kanada (CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
Inggris
Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara–negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama - tama harus disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Australia
Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
Selandia Baru
Pada dasarnya sama dengan Australia, Selandia Baru juga mengharuskan metode translasi moneter–non moneter untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasi induk perusahaannya
Jepang
Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuain translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestik untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing.
Kanada
Institut akuntan bersertifikat di Kanada (CICA), Badan Standar Akuntansi di Inggris dan Badan Standar Akuntansi International seluruhnya berpartisipasi dalam penyusunan FAS No. 52. Perbedaan utama antara standar di kanada (CICA 1650) dan FAS No. 52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada keuntungan dan kerugian translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
Inggris
Perbedaan utama standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara–negara yang mengalami hiperinflasi. Laporan keuangan pertama - tama harus disesuaiakan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Australia
Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar non moneter untuk anak perusahaan di negara-negara yang berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.
Selandia Baru
Pada dasarnya sama dengan Australia, Selandia Baru juga mengharuskan metode translasi moneter–non moneter untuk anak perusahaan yang operasinya terintegrasi induk perusahaannya
Jepang
Pada saat ini Jepang telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini disegala keadaan dengan penyesuain translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang disebut IFRS, semakin meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat untuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestik untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. Di AS perusahan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar internasional (IAS 21) dan bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing.
Sumber
Frederick D.S.Choi, Gary K.Meek, International Accounting, Pearson Education – Prentice.
Frederick D.S.Choi, Gary K.Meek, International Accounting, Pearson Education – Prentice.
EKSPOSUR DAN AKUNTANSI VALAS
Eksposur dan Jenis-jenis Eksposur
Eksposur adalah objek yang rentan terhadap resiko dan
berdampak pada kinerja perusahaan apabila resiko yang diprediksikan benar-benar
terjadi. Eksposur yang paling umum berkaitan dengan ukuran keuangan,
misalnya harga saham, laba, pertumbuhan penjualan dan sebagainya.
Berikut adalah faktor yang
mempengaruhi terjadinya resiko :
- Frekwensi
> makin sering suatu kejadian dilakukan maka semakin banyak risiko yang akan
terjadi.
Misalnya :
perusahaan yang banyak melakukan transaksi penjualan akan berisiko salah
memasukkan data transaksi penjualan.
-
Kerentanan > Makin rentan suatu aset, semakin besar risiko yang
akan terjadi pada aset itu.
Misalnya : kas sangat rentan dicuri daripada aktiva lainnya.
- Ukuran
> Semakin besar nilai moneter dari kerugian potensial , semakin besar
eksposur risikonya.
Misalnya : suatu arsip piutang usaha
menunjukkan eksposur risiko yang tinggi karena mengandung informasi penting
tentang jumlah yang akan ditagih ke pelanggan dan kejadian lainnya yang
memengaruh pelanggan kredit.
Risiko,
Ancaman dan Eksposur yang mengganggu kinerja Sistem Informasi Akuntansi
A. Resiko
beserta Ancaman dalam SIA
Salah satu ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran
karena bencana alam dan politik, seperti :
·
Kebakaran atau panas yang berlebihan
·
Banjir, gempa bumi
·
Badai angin, dan perang
Ancaman kedua bagi perusahaan adalah kesalahan pada software
dan tidak berfungsinya peralatan, seperti :
– Kegagalan hardware
– Kesalahan atau
terdapat kerusakan pada software, kegagalan sistem operasi, gangguan dan
fluktuasi listrik.
– Serta kesalahan
pengiriman data yang tidak terdeteksi.
Ancaman ketiga bagi perusahaan adalah tindakan yang tidak
disengaja, seperti :
– Kecelakaan yang
disebabkan kecerobohan manusia
– Kesalahan tidak
disengaja karen teledor
– Kehilangan atau
salah meletakkan
– Kesalahan logika
Ancaman keempat yang dihadapi perusahaan adalah tindakan
disengaja, seperti :
– sabotase
– Penipuan komputer
– Penggelapan
B.
Eksposur-Eksposur dalam SIA
Berkut ini merupakan Eksposur dalam SIA
Eksposur Umum
- Biaya yang terlalu tinggi
Harga yang dibayarkan untuk pembelian barang yang digunakan
dalam organisasi bisa saja terlalu mahal. Cek bisa saja dibayarkan kepada
karyawan yang tidak bekerja dengan efektif dan efisien.
- Pendapatan
yang Cacat
Biaya terutang tidak tertagih dari penjualan kredit terlalu banyak. Barang dagangan telah dikirim ke pelanggan tetapi tidak tercatat sehingga tidak ditagih. - Kerugian
Akibat Kehilangan Aktiva
Aktiva dapat hilang sebagai akibat pencurian, tindakan kekerasan, atau bencana alam. Kas, baha baku, atau peralatan dapat rusak atau salah penempatan. - Akuntansi
yang Tidak Akurat
Kebijakan dan prosedur akuntansi dapat salah, tidak tepat, atau secara signifikan berbeda dari yang diterima umum. Kesalahan ini dapat mencakup kesalahan penilaian transaksi, kesalahan waktu pencatatan, atau kesalahan klasifikasi transaksi. - Interupsi
Bisnis
Interupsi bisnis mencakup penghentian sementara suatu operasi bisnis, penghentian permanen atas operasi suatu bisnis, atau penutupan suatu usaha. - Sanksi
Hukum
Penghentian kegiatan bisnis bisa saja terjadi sebagai hukuman dari lembaga pemerintah jika perusahaan melakukan perbuatan yang melanggar hukum. - Ketidakmampuan
untuk bersaing
Ketidakmampuan ini dapat terjadi sebagai akibat kombinasi berbagai eksposur yang telah dibahas sebelumnya dan bia juga sebagai akibat ketidakefektifan keputusan manajemen. - Kecurangan
dan Pencurian
Kecurangan dan pencurian dapat dilakukan oleh pihak eksternal di luar perusahaan ataupun pihak internal di dalam perusahaan. Biaya yang terlalu tinggi, pendapatan yang cacat, kehilangan aktiva, ketidakakuratan catatan akuntansi, interupsi bisnis,sanksi hukum, dan ketidakmampuan untuk bersaing, semuanya bisa saja merupakan dampak dari kecurangan dan pencurian. - Kecurangan
dan Kejahatan Kerah Putih
Kejahatan kerah putih menggambarkan serangkaian aktivitas illegal yang terjadi sebagai bagian dari pekerjaan pelaku kejahatan. Kejahatan kerah putih terjadi pada saat kekayaan perusahaan digunakan menyimpang dari manfaat aktiva yang sesungguhnya.
Ada 3 bentuk kejahatan kerah putih :
1. Kecurangan manajemen
Meliputi penyalahgunaan atau kesalahan interpretasi terhadap aset baik oleh karyawan atau pihak ketiga di luar perusahaan, atau keduanya.
2. Pelaporan keuangan yang menyesatkan
Tindakan sengaja atau tidak sengaja, sebagai akibat niat hati atau kekhilafan, yang menyebabkan informasi dalam laporan keuangan secara material mengganggu pengambil keputusan.
3. Kejahatan korporat
Merupakan kejahatan kerah putih yang menguntungkan suatu perusahaan atau organisasi, dan bukan hanya menguntungkan individu tertentu yang melakukan kecurangan.
Pemrosesan Komputer dan Eksposur
Banyak aspek dari pemrosesan komputer yang cenderung meningkatkan eksposur organisasi terhadap peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan. Pemrosesan data secara mekanis, penyimpanan data secara mekanis, dan kompleksitas pemrosesan merupakan aspek pemrosesan komputer yang dapat meningkatkan risiko atau potensi kerugian akibat eksposur yang dihadapi organisasi, tidak peduli apakah pemrosesan komputer digunakan di perusahaan ataupun tidak.
Pengendalian
dalam SIA
Berikut ini merupakan beberapa penyebab meningkatnya ancaman maupun
eksposur dalam SIA
Peningkatan jumlah sistem klien/server memiliki arti bahwa
informasi tersedia bagi para pekerja yang tidak baik. Oleh karena LAN dan
sistem klien/server mendistribusikan data ke banyak pemakai, mereka lebih sulit
dikendalikan daripada sistem komputer utama yang terpusat.
WAN memberikan pelanggan dan pemasok akses ke sistem dan data
mereka satu sama lain, yang menimbulkan kekhawatiran dalam hal kerahasiaan.
Pengendalian dalam SIA terkait dengan pengendalian internal.
Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang
dipergunakan untuk menjaga aset,memberikan informasi yang akurat
dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta
mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Klasifikasi
pengendalian internal, meliputi:
·
Pengendalian untuk Pencegahan, Pengendalian untuk
Pemeriksaan, dan Pengendalian Korektif
·
Pengendalian umum dan Pengendalian aplikasi
·
Pengendalian Administrasi dan Pengendalian Akuntansi
·
Pengendalian Input, proses, dan output
Lingkungan Pengendalian
·
Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
·
Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi
·
Struktur organisasional
·
Badan audit dewan komisaris
·
Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
·
Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia
·
Pengaruh-pengaruh eksternal
Aktivitas Pengendalian
- Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
Prosedur otorisasi merupakan pengendalian yang memastikan
bahwa karyawan perusahaan hanya memproses transaksi yang sah dalam ruang
lingkup otoritas yang telah ditentukan. Misalnya, dalam sistem pembelian
manual, pembelian persediaan dari pemasok yang ditunjuk ketika tingkat
persediaan mencapai titik pemesanan memerlukan otorisasi.
- Pemisahan tugas.
Dalam sebuah sistem manual, salah satu pengendalian yang
penting adalah pemisahan tugas-tugas yang bertentangan selama pemrosesan
transaksi. Para individu diberikan tanggung jawab untuk hanya melakukan
aspek-aspek terbatas ransaksi untuk tiga ujuan berikut:
- Otorisasi trnsaksi harus terpisah dari pemrosesan transaksi.
- Penyimpanan aktiva harus terpisah dari tanggung jawab pencatatan aktiva.
- Otorisasi harus disusun sedemikian rupa, sehingga tidak adanya penipuan.
Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada
pegawai yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Seorang pegawai seharusnya
tidak berada dalam posisi untuk melakukan penipuan dan menyembunyikan penipuan
atau kesalaha yang tidak disengaja.
- Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
- Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan.
- Dokumen-dokumen yang mengawali sebuah transaksi harus memiliki ruang untuk otorisasi.
- Prosedur-prosedur berikut ini menjaga aset pencurian, penggunaan tanpa otorisasi, dan vandalisme:
·
Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif
·
Memelihara catatan aset, termasuk informasi, secara akurat
·
Membatasi akses secara fisik ke aset
·
Melindungi catatan dan dokumen
Penjagaan aset
dan catatan yang memadai Beberapa aset yang perlu diamankan dalam SIA
adalah sebagai berikut:
- Mesin kas
- Lemari besi, kotak uang
- Kotak pengaman simpanan
- Area penyimpanan tahan api
- Mengendalikan lingkungan
- Pembatasan akses ke ruang komputer, file komputer, dan informasi
- Pemeriksaan independen atas kinerja. Berbagai jenis pemeriksaan independen adalah:
– Rekonsiliasi dua
rangkaian catatan yang dipelihara secara terpisah
– Perbandingan
jumlah aktual dengan yang dicatat
– Pembukuan
berpasangan
– Jumlah total
batch, yaitu :
·
Jumlah total keuangan.
·
Jumlah total lain-lain adalah jumlah field yang biasanya
tidak ditambahkan
·
Jumlah catatan adalah jumlah dokumen yang diproses.
·
Jumlah baris adalah jumlah baris data yang dimasukkan.
·
Uji kesesuaian baris dan kolom. Banyak lembar kerja yang
memiliki jumlah total baris dan kolom. Uji ini akan membandingkan jumlah
total dari setiap jumlah dalam baris, dengan jumlah total dari setiap
jumlah dalam kolom, untuk memeriksa apakah jumlah mereka sama.
Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi
hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang
dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar
AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait
yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo-saldo dalam mata uang asing
ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs
nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan
dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam
pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih,
para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan
usaha, para individu, dan pedagang professional. Dengan menyediakan tempat bagi
para pembali dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi
transfer pembayaran internasional (contoh: dari importer kepada eksportir),
memungkinkan terjadinya pembelian atau penjualan internasional secara kredit
(contoh: letter of credit suatu bank yang memungkinkan barang dikirimkan kepada
pembeli yang belum dikenal sebelum dilakukan pembayaran), dan meyediakan alat
bagi para individu atau kalangan usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko
nilai mata uang yang tidak stabil.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar
spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya
harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot
dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar
Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar
di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk
melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang
lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan
dengan diskonto atau premium dari kurs spot.
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan
penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian forward, atas suatu mata
uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan transaksi swap untuk
mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi di suatu Negara
asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakan yang
tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
Mengukur dan mengantisipasi eksposur akuntansi
Eksposur akuntansi (accounting/translation exposure) adalah mengukur seberapa jauh laporan keungan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas. Eksposur ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi laporan keuangan dari operasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata uang local ke dalam mata uang Negara asal untuk tujuan konsolidasi dan pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi umumnya digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan afiliasi di luar negeri. Bila kurs valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, maka translation atau penilaian ulang atas asset, utang, penerimaan, biaya, laba, dan rugi yang didenominasi dalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas (foreign exchange gains or losses). Kemungkinan laba/rugi valas ini diukur oleh angka eksposur akuntansi.
Perlukah mengukur eksposur akuntansi
Perusahaan transnasional yang tidak peduli dengan eksposur akuntansi umumnya berpendapat bahwa pendapatan yang diperoleh oleh cabang-cabang perusahaan tidak perlu dikonversi dalam mata uang perusahaan induknya. Ini diakibatkan karena mereka tidak yakin eksposur akuntansi relevan. Kendati demikian, perlu dipahami apa yang mempengaruhi derajat eksposur perusahaan terhadap kemungkinan laba/rugi karena konversi lapran keuangan. Besar kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari :
*
Seberapa jauh peranan cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Semakin besar
persentase bisnis perusahaan yang dilakukan oleh cabang di luar negeri, semakin
besar persentase pos-pos laporan keuangan yang mudah terpengaruh eksposur
akuntansi.
* Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.
* Standar akuntansi yang dipergunakan. Setiap Negara umumnya mempunyai standar akuntansi yang sudah baku , yang amat bervariasi antar Negara.
* Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena pos-pos laporan keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.
* Standar akuntansi yang dipergunakan. Setiap Negara umumnya mempunyai standar akuntansi yang sudah baku , yang amat bervariasi antar Negara.
Alasan-alasan untuk melakukan translasi
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.
Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.
Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.
Metode konversi mata uang
Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.
Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.
Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Untuk keperluan akuntansi, suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.
Metode konversi mata uang
Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
·
Metode Current/Non current
Metode ini
merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan
metode ini, semua asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan
dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada
saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar
(noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu
kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena
itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai
positif dalam mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss)
akibat devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja
ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan
(translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian,
metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun
untuk mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa
kas, piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko
nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka
panjang berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang
berfluktuasi kedalam tahun penyelesaian.
·
Metode Monetary/non monetary
Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam
laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali
untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non
moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama
dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan
kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan.
Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi
skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat
menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan
marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi
kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs
translasi histories.
·
Metode temporal
Dengan
menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut
suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi
pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini
merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam
metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan
kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi
dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila
persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara
teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories
ataukah pasar).
Pos-pos dalam
laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode
laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan
dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa
lalu).
·
Metode Current rate
Metode ini
merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi
dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan
Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan oleh
perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi
dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan
kerugian. Variasi dari metode ini adalah mengkonversi semua asset dan kewajiban,
kecuali asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.
·
Transaksi dengan mata uang asing
Ciri utama yang
istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya
dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing
terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan
pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan
meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing.
Suatu transaksi
mata uang asing dapat berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau
dicatat dalam mata uang yang lain. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi,
petimbangkanlah pertama-tama istilah mata uang fungsional. Mata uang fungsional
sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama
dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak
perusahaan luar negeri relative berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara
asing (yaitu sutau anak perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi
setempat), umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang
local (Negara-negara domisili). Dengan demikian mata uang local (contoh euro
untuk anak perusahaandari suatu perusahaan AS yang berada di Belgia) adalah
mata uang fungsionalnya.
Untuk menggambarkan
perbedaan antara suatu transaksi yang berdenominasi dalam suatu mata uang
tetapi diukur dalam mata uang lainnya, misalkan sebuah anak perusahaan AS di
Hong Kong membeli persediaan barang dagangan dari Republik Rakyat Cina yang
dibayarkan dalam renmimbi. Mata uang fungsional anak perusahaan adalah dollar
AS. Dalam kasus ini, anak perusahaan akan mengukur transaksi mata uang asing
yang berdenominasi dalam renmimbi ke dalam dollar AS, mata uang yang digunakan
dalam catatan bukunya. Dari sudut pandang induk perusahaan, kewajiban anak
perusahaan berdenominasi dalam renmimbi, tetapi diukur dalam dollar AS, mata
uang fungsionalnya, untuk keperluan konsolidasi.
sumber :
http://www.slideshare.net/sssf/ppt-pengukuran-resiko-presentation
http://www.e-bestdmp.com/artikel-264-resiko-ancaman-dan-eksposur-pada-pengendalian-sia.html
http://www.slideshare.net/sssf/ppt-pengukuran-resiko-presentation
http://www.e-bestdmp.com/artikel-264-resiko-ancaman-dan-eksposur-pada-pengendalian-sia.html
BAB VIII
Nilai
Sekarang Menurut Akuntansi
Kita mempunyai
catatan yang siap digunakan, nilai sekarang dari akuntansi menyangkut dari
kenaikan atau penurunan biaya atau nilai spesifik aset. Tidak dengan kerugian
secara menyeluruh untuk kemampuan pembelian untuk mata uang. Dibawah konsep
pemasukan adalah tidak mempertimbangkan pendapatan sampai perusahaan
mempertahankan modal dari nilai sekarang. Dibawah nilai sekarang menurut
akuntansi, dasar baru dari nilai aset menggantikan pendekatan biaya histori
tradisional.
Terdapat
dua pendekatan utama pada nilai sekarang menurut akuntansi: biaya sekarang
(atau biaya pengganti) dan biaya pengeluaran sekarang (harga penjualan atau nilai
bersih yang dapat dicapai). Akuntansi biaya sekarang, metode ini sangat luas
dan telah diterima oleh umum, metode ini digunakan untuk menggolongkan aset non
keuangan. Dibawah pendekatan ini, aset telah dinilai menurut apa yang sesuai
dengan nilai pengganti biaya. Bagaimanapun apakah nilainya akan menggambarkan
kesamaan dengan aset yang diganti atau serupa dengan dayaguna aset pada fungsi
yang sama dengan teknologi baru yang sedapat mungkin menjadi subjek dari
diskusi ini. Akuntansi harga pengeluaran sekarang, di lain pihak, nilai aset,
penyelesaian spesial inventaris yang baik, pada apa mereka dapat membeli dengan
mengeluarkan biaya untuk melengkapi dan membeli barang-barang. Di Belanda teori
nilai pengeluaran, memajukan jasa adalah diantaranya menciptakan likuidasi,
nilai, dan konsep perusahaan yang go publik. Di bawah konsep perusahaan yang go
publik, aset dinilai pada penyelesaian normal dari produksi.
Dampak
dari Inflasi pada Perusahaan
Efek dari inflasi
pada posisi keuangan dan prestasi dari perusahaan dapat berakibat dalam
inefisiensi prestasi oleh keputusan manajer yang tidak mengerti dari dampak
tersebut. Seperti contoh, jika bisnis holding finansial pada aset keuangan
tunai selama periode dimana inflasi mengalami menaikan sampai 10%, berarti sebanyak
10% kemampuan pembelian berakhir dari periode dimulainya inflasi.
Efek
dari inflasi pada aset nonkeuangan dicerminkan dalam laporan laba rugi dan
neraca: selama periode kenaikan harga, pendapatan dari penjualan sekarang
dicocokkan terhadap inventaris tersebut mungkin bermula dari beberapa pembelian
bulanan dan terhadap perhitungan depresiasi biaya histori dari tanah, bangunan,
dan peralatan tersebut berasal dari pembelian beberapa tahun yang lalu,
meskipun benar bahwa mengganti inventaris dan aset tetap bisa menjadi lebih
mahal.
Alternatif
Ukuran Akuntansi
Pada umumnya
kemampuan pembelian menurut akuntansi memasukkan semua pola sistem dalam
mempertahankan kemampuan pembelian secara nyata dari modal atau shareholder,
ekuitas dalam perusahan dalam akuntansi untuk penukaran tingkatan umum dari
harga.
Nilai
sekarang menurut akuntansi pada tangan yang lain, memasukkan semua pola sistem
pada pencatatan dari nilai sekarang atau perubahan dalam harga secara spesifik.
Dengan memasukkan akuntansibiayasekarang dan mengganti nilai sistem akuntansi,
yang mana maksudnya adalah mempertahankan fisik modal, kapasitas produksi, atau
operasi aset pada perusahaan; dan pengeluaran sekarang (atau penjualan)
akuntansi harga, yang mana maksudnyamempertahankan shareholder skuitas tetapi
dalam istilah untuk harga penjualan untuk aset bersih perusahaan.
Kemampuan
Pembelian Menurut Akuntansi pada Umumnya
Filosifi umum yang
mendukung kemampuan pembelian menurut akuntansi pada umunya adalah: laporan
keuangan, pertanggangjawaban, pendapatan, dan beban pada unit-unit pada
kemampuan pembelian.
Persoalan
lebih lanjut menyangkut sifat dari indeks yang dapat digunakan dalam membuat
penyesuaian GPP. Kita catat permulaannya dari indeks harga konsumen yaitu salah
diantaranya sangat luas penggunannya di seluruh dunia dalam mengukur inflasi.
Indeks tersebut mengukur perubahandari harga pada bermacam-macam tingkat untuk
konsumen yang baik dan pelayanannya begitu juga pembelian untuk konsumsi akhir.
Bagaimanapun, karena indeks konsumen berorientasi mungkin tidak terlalu penting
menggambarkan perubahan dalam harga dengan tepat yang mempengaruhi perusahaan.
Nilai
Sekarang Menurut Akuntansi
Kita mempunyai
catatan yang siap digunakan, nilai sekarang dari akuntansi menyangkut dari
kenaikan atau penurunan biaya atau nilai spesifik aset. Tidak dengan kerugian
secara menyeluruh untuk kemampuan pembelian untuk mata uang. Dibawah konsep
pemasukan adalah tidak mempertimbangkan pendapatan sampai perusahaan
mempertahankan modal dari nilai sekarang. Dibawah nilai sekarang menurut
akuntansi, dasar baru dari nilai aset menggantikan pendekatan biaya histori
tradisional.
Terdapat
dua pendekatan utama pada nilai sekarang menurut akuntansi: biaya sekarang
(atau biaya pengganti) dan biaya pengeluaran sekarang (harga penjualan atau
nilai bersih yang dapat dicapai). Akuntansi biaya sekarang, metode ini sangat
luas dan telah diterima oleh umum, metode ini digunakan untuk menggolongkan
aset non keuangan. Dibawah pendekatan ini, aset telah dinilai menurut apa yang
sesuai dengan nilai pengganti biaya. Bagaimanapun apakah nilainya akan
menggambarkan kesamaan dengan aset yang diganti atau serupa dengan dayaguna
aset pada fungsi yang sama dengan teknologi baru yang sedapat mungkin menjadi
subjek dari diskusi ini. Akuntansi harga pengeluaran sekarang, di lain pihak,
nilai aset, penyelesaian spesial inventaris yang baik, pada apa mereka dapat
membeli dengan mengeluarkan biaya untuk melengkapi dan membeli barang-barang.
Di Belanda teori nilai pengeluaran, memajukan jasa adalah diantaranya
menciptakan likuidasi, nilai, dan konsep perusahaan yang go publik. Di bawah
konsep perusahaan yang go publik, aset dinilai pada penyelesaian normal dari
produksi.
Nilai
Sekarang: GPP Akuntansi
Walaupun
kita membicarakan GPP dan nilai sekarang dari Akuntansi secara tersendiri,
banyak para akuntan dan ahli ekonomi percaya bahwa keduanya mengkombinasikan
dalam sistem akuntansi berdasarkan nilai nyata.
STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
Reaksi
pertama dari IASC ( sekarang IASB) ke akuntansi inflasi pada tahun 1977 di
dalamIAS6,
Accounting Responses to Changing Prices. IASC mencoba untuk menetapkan standar yang utama dalam pembatasan pilihan yang ada dan harus terlebih dahulu berdasar pada suatu konsensus tentang organisasi anggotanya sehingga IAS 6 menjadi sangat ringkas.
Accounting Responses to Changing Prices. IASC mencoba untuk menetapkan standar yang utama dalam pembatasan pilihan yang ada dan harus terlebih dahulu berdasar pada suatu konsensus tentang organisasi anggotanya sehingga IAS 6 menjadi sangat ringkas.
Panitia Standard Akuntansi Internasional percaya bahwa percobaan
lebih lanjut adalah perlu sebelum dapat memberikan pertimbangan yang menuntut
perusahaan untuk mengungkapan laporan keuangan utama, menggunakan suatu sistem
yang seragam dan menyeluruh untuk mencerminkan perubahan harga. Perusahaan yang
menyajikan laporan keuangan utama pada basis biaya historis akan membantu
evolusi pokok materi untuk menyediakan penjelasan tambahan yang mencerminkan
efek perubahan harga. Jenis informasi utama tersebut yang mencerminkan efek
perubahan harga direkomendasikan untuk pengungkapan oleh IAS 15, yaitu
- Sejumlah dari penyesuaian atau menyesuaikan jumlah penyusutan hak milik, pabrik, dan peralatan.
- Sejumlah dari penyesuaian atau menyesuaikan jumlah biaya penjualan.
- Penyesuaian yang berhubungan dengan pos moneter, efek dalam meminjam, atau bunga modal, yang pada penyesuaian seperti itu telah diperhitungkan dalam menentukan pendapatan dengan metode akuntansi yang diadopsi.
- Keseluruhan efek pada hasil penyesuaian sebaik materi lain mencerminkan efek dalam mengubah harga yang dilaporkan di bawah metode akuntansi yang diadopsi.
- Suatu metode biaya sekarang diadopsi, hak milik, peralatan dan pabrik dan inventaris.
- Metode yang diadopsi menghitung informasi menuntut di dalam materi yang terdahulu, mencakup sifat alami menggunakan indeks.
PERBANDINGAN PERATURAN NASIONAL DAN PRAKTEK
Praktek
akuntansi, inflasi bervariasi di seluruh dunia dan bagi suatu pertimbangan
menyangkut tingkat tarif dan dampak inflasi. Pengalaman akuntansi inflasi yang
substansial telah diperoleh mengikuti hiperinflasi yang paling sering terjadi
di Amerika Selatan, khususnya di Argentina, Brazil, dan Cili.Di Inggris,
profesi akuntansi memperkenalkan SSAP 16 pada tahun 1980. Pejabat menarik
mundur SSAP 16 pada tahun 1988 berikut kemerosotan kritik dan tingkatan inflasi
dari bisnis.
Di Amerika Serikat, peraturan diperkenalkan pertama kali dengan
ketentuan hukum yang dikenakan oleh SEC pada tahun 1976. GPP dan pengungkapan
arus biaya yang diperlukan oleh SFAS 33 sebagai tambahan terhadap pengungkapan
pendapatan yang telah disesuaikan, persediaan, pabrik dan peralatan diperlukan
untuk menjadi pengungkapan secara bersama dengan peningkatan dan penurunan
biaya sekarang menyesuaikan untuk GPP.
Inflasi
Akuntansi di Amerika Selatan
Dengan hiperinflasi
yang merajalela dalam bebrapa tahun terakhir ini di sejumlah negara di Amerika
Selatan, khususnya Brazil dan Argentina, ini tidak mngejutkan bahwa ada
tekanan-tekanan untuk mengadopsi sistem-sistem inflasi akuntansi. Di Brazil,
penyesuaian-penyesuaian inflasi akuntansi digunakan pada awal 1950-an, tapi
sebuah peraturan/hukum perusahaan yang baru pada tahun 1976 , yaitu pendekatan
pengindeksasian umum untuk mengemukakan kembali biaya-biaya historis dalam
syarat-syarat daya beli sekarang sebagai tanggal dari laporan keuangan.
Semua
perusahaan diwajibkan mengemukakan kembali neraca dengan hormat pada properti,
bangunan, dan perlengkapan dan deprisiasi yang berhubungan,
investasi-investasi, dan biaya-biaya yang ditangguhkan dan ekuitas pemegang
saham.Di Argentina, sistem inflasi akuntansi diperkenalkan utamanya lewat
inisiatif dan campur tangan profesi akuntansi. Pada tahun 1972, sebuah
pernyataan dijadikan pokok permasalahan, merekomendasikan publikasi tambahan
pelapaporan keuangan GPP. Pada tahun 1995, syarat-syarat penyesuaian GPP
dipindahkan mengikuti periode inflasi yang rendah.
Nilai
Akuntansi Sekarang di Belanda
Di Belanda,
orang-orang Belanda sadar akan nilai akuntansi sekarang untuk waktu yang lama.
Ada dua alasan mengapa fokus pada Belanda jika tidak ada persyaratan untuk
biaya sekarang atau akuntansi GPP yaitu, pertama melibatkan teori Profesor
Theodore Limberg, yang sering disebut Bapak Teori Nilai Penggantian karena
kepeloporannya bekerja di Belanda tahun 1930-an. Dia fokus pada hubungan kuat
antara ekonomi dan akuntansi dan percaya bahwa pendapatan seharusnya tidak
dihasilkan tanpa pemeliharaan sumber daya dari pendapatan bisnis dari sudut
kelangsungan atau kelanjutan. Pendapatan adalah fungsi dari penghasilan dan
nilai-nilai penggantian daripada biaya historis. Dalam tambahannya Limberg
mempertahankan bahwa informasi nilai sekarang harus digunakan semua pembuat
keputusan.
Alasan kedua, untuk
melihat pada Belanda untuk mempelajari dari pengalaman dari perusahaan Philips
multinasional orang Belanda yang merupakan pelopor penyedia laporan keuangan
nilai sekarang. Philips adalah contoh yang menarik dan berharga dari aplikasi
praktek dalam nilai akuntansi sekarang. Dalam laporan keuangan nilai sekarang,
Philips menggunakan nilai penggantian sekarang bersama dengan proses penyesuian
untuk merefleksikan tingkat dimana ada penambahan keuntungan dari aset
finansial dari pinjaman daripada modal ekuitas.
Nilai-nilai sekarang
dipergunakan oleh departemen pembelian untuk aktiva tetap; oleh departemen
permesinan untuk spesifikasi disain bagian peralatan, dan oleh desain bangunan
dan departemen permesinan gedung untuk bangunan bangunan.
Brink
(1999)
yang menunjukkan, Philips cenderung untuk beberapa tahun menerapkan nilai
penggantian akuntansi dalam sebuah cara yang jauh dari konservatif dan design
untuk mempertinggi keuntungan. Perlakuan pada pengurangan nilai persediaan dan
proses penyesuian dalam negara yang mengalami hiperinflasi, sebagai contoh
secara khusus kontroversial, cukup terpisah dari kebijakan akuntansi yang
berhubungan pada mata uang asing, goodwill, dan aktiva tidak berwujud dalam hal
yang umum.
MASALAH
DAN PELUANG
Eksistensi level yang
signifikan dari inflasi dan kemauan harga di banyak Negara mempengaruhi
kebutuhan dan kegunaan system akuntansi inflasi yang mungkin tetap akan menjadi
subjek dari banyak kontroversi di dalam meramalkan masa depan.
Walaupun akuntansi
GPP telah digunakan dibanyak negara berinflasi tinggi di Amerika Selatan, tetapi
tidak ada contoh dari standar akuntansi biaya langsung atau regulasi di Inggris
dan Amerika Serikat tentang mempertahankan level nasional yang mewasiatkan
penelitian mengenai akuntansi inflasi pada pertengahan 1980-an. Bagaimanapun
juga, banyak perusahaan-perusahaan Eropa membuat pengungkapan nilai langsung
secara sukarela.
Baru-baru
ini perhatian dalam nilai akuntansi yang langsung atau jujur sangat diharapkan
akan memajukan penelitian dengan tipe yang bervariasi dari system akuntansi
perubahan harga. Hal ini mungkin juga akan menjadi penumbuh apresiasi dari
keadaan yang terpuruk dengan cara memilih pendekatan alternative yang mungkin
dapat dikerjakan dan berguna dalam pengukuran laba dan asset. Kegunaan dari
harga jual dan keluar dalam konteks perubahan harga, terutama memperhatikan
nilai atau milik dan investasi, selain itu mungkin juga menjadi apresiasi yang
lebih baik. Hal ini kiranya juga menjadi kesempatan untuk menggunakan
sumber-sumber relevan lainnya dari informasi yang ada, seperti informasi mengenai
aliran kas.
Sumber : WARTA EKONOMI LEARNING OF ECONOMI ( AKUNTANSI INTERNASIONAL )
Sumber : WARTA EKONOMI LEARNING OF ECONOMI ( AKUNTANSI INTERNASIONAL )
BAB IX
HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL
Harmonisasi merupakan
proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam. Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi :
1.
Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapan)
2.
Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan public terkait dengan
penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek
3.
Standar audit Survei Harmonisasi Internasional
Keuntungan
Harmonisasi Internasional :
1.
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia
tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan
secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2.
Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik; portofolio akan
lebih beragam dan risiko keuangan berkurang.
3.
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi
dalam bidang merger dan akuisisi.
4.
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard pat disebarkan
dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tertinggi.
Kritik
atas Standar Internasional
Beberapa pihak
mengatakan bahwa penentuan standar akuntansi internasional merupakan solusi
yang terlalu sederhana atas masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan
bahwa adopsi standar internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”.
Perusahaan harus merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social,
dan ekonomi yang semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan
internasional tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Rekonsiliasi dan
Pengakuan Bersama Dua pendekatan yang diajukan sebagai solusi yang mungkin
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan isi laporan keuangan
lintas batas :
1.
Rekonsiliasi
Melalui rekonsiliasi,
perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar
akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara
ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih dan ekuitas pemegang
saham) di negara asal dan di negara dimana laporan keuangan dilaporkan.
2.
Pengakuan bersama (yang juga disebut sebagai “imbal balik” / resiprositas)
Pengakuan bersama
terjadi apabila pihak regulator di luar negara asal menerima laporan keuangan
perusahaan asing yang didasarkan pada prinsip-prinsip negara asal.
Penerapan
Standar Internasional
Standar akuntansi
internasional digunakan sebagai hasil dari :
1.
Perjanjian internasional atau politis
2.
Kepatuhan secara sukarela (atau yang didorong secara professional)
3.
Keputusan oleh badan pembuat standar akuntansi internasional
Organisasi
Internasional Utama yang Mendorong Harmonisasi Akuntansi
Enam organisasi telah
menjadi pemain utama dalam penentuan standar akuntansi internasional dan dalam
mempromosikan harmonisasi akuntansi internasional :
1.
Badan Standar Akuntansi International (IASB)
2.
Komisi Uni Eropa (EU)
3.
Organisasi Internasional Komisi Pasar Modal (IOSCO)
4.
Federasi Internasional Akuntan (IFAC)
5.
Kelompok Kerja Ahli Antar pemerintah Perserikatan Bangsa-bangsa atas Standar
Internasional Akuntansi dan Pelaporan (International Standars of Accounting and
Reporting – ISAR), bagian dari Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa dalam
Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development
–UNCTAD)
6.
Kelompok Kerja dalam Standar Akuntansi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi _Kelompok Kerja OEDC)
Badan
Standar Akuntansi Internasional
Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB), dahulu AISC, didirikan tahun 1973 oleh
organisasi akuntansi professional di Sembilan negara.
Tujuan IASB adalah
:
1.
Untuk mengembangkan dalam kepentingan umum, satu set standar akuntansi global
yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diterapkan yang mewajibkan
informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan dalam
laporan keuangan.
2.
Untuk mendorong penggunaan dan penerapan standar-standar tersebut yang ketat
Untuk membawa
konvergensi standar akuntansi nasional dan Standar Akuntansi Internasional dan
Pelaporan Keuangan Internasional kearah solusi berkualitas tinggi
Konvergensi
IFRS
Dunia akuntansi saat
ini masih disibukkan dengan adanya standar akuntansi yang baru yaitu Standar
Akuntansi Keuangan Internasional IFRS.
Tentang tujuan
penerapan IFRS adalah memastikan bahwa penyusunan laporan keungan interim
perusahaan untuk periode-periode yang dimasukkan dalam laporan keuangan
tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang terdiri dari :
-
Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mmengandung infomasi
berkualitas tinggi
-
Tranparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan
-
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
-
Meningkatkan investasi
Sedangkan manfaat
yang dapat diperoleh adanya suatu perubahan sistem IFRS sebagai standar global
yatitu :
-
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia
tanpa hambatan berarti. Standard pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang
digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi
local
-
Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
-
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai
merger dan akuisisi
-
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan
dalam mengembangkan standard global yang berkualitas tertinggi.
Demikian peran
regulator dalam mensosialisasikan betapa besar tujuan dan manfaat yang
diperoleh menuju ke IFRS . “Perusahaan juga akan menikmati biaya modal yang
lebih rendah, konsolidasi yang lebih mudah, dan sistem teknologi informasi yang
terpadu,” kata Patrick Finnegan, anggota Dewan Standar Akuntansi International
(International Accounting Standards Board/IASB), dalam Seminar Nasional IFRS di
Jakarta.
Perlunya
Harmonisasi Standar Akuntansi Indonesia
Indonesia perlu
mengadopsi standar akuntansi international untuk memudahkan perusahaan asing yang
akan menjual saham dinegara ini atau sebaliknya. Namun demikian untuk
mengadopsi standar international itu bukan perkara mudah karena memerlukan
pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Indonesia sudah melakukannya namun
sifatnya baru harmonisasi dan selanjutnya akan dilakukan full adoption atas
standar internasional tersebut. Adopsi standar akuntansi international tersebut
terutama untuk perusahaan publik. Hal ini dikarenakan perusahaan publik
merupakan perusahaan yang melakukan transaksi bukan hanya nasional tetapi juga
secara internasional. Jika terjadi jual beli saham di Indonesia atau
sebaliknya, tidak akan lagi dipersoalkan perbedaan standar akuntansi yang
dipergunakan dalam penyusunan laporan. Ada beberapa pilihan untuk melakukan
adopsi, menggunakan IAS apa adanya, atau harmonisasi. Harmonisasi adalah kita
yang menentukan mana saja yang harus diadopsi , sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya adalah PSAK no 24, itu mengadopsi sepenuhnya IAS nomor 19. Standar
berhubungan dengan imbalan kerja atau employee benefit. Bapepam telah
memberikan sinyal kepada semua perusahaan go public tentang kerugian apa yang
akan kita hadapi bila kita tidak melakukan harmonisasi, Dalam pernyataannya
Bapepam menjelaskan bahwa kerugian yang berkaitan dengan pasar modal yang masuk
ke Indonesia, maupun perusahaan Indonesia yang listing di bursa efek di Negara
lain. Perusahaan Asing akan kesulitan untuk menterjemahkan laporan keuangannya
dulu sesuai standar nasional kita sebaliknya perusahaan Indonesia yang listing
di Negara lain, juga cukup kesulitan untuk membadingkan laporan keuangan sesuai
standar di Negara tersebut. Hal ini akan menghambat perekonomian dunia, dan
aliran modal akan berkurang dan tidak mengglobal.
Tantangan
dalam konfergensi
Dalam rangka
menyongsong pemberlakuan Standar Akuntansi Keuangan yang sudah secara penuh
menggunakan standar akuntansi internasional (Konvergensi IFRS) pada awal tahun
2012, Bapepam maupun lembaga keuangan lainnya memandang perlu untuk mengambil
langkah-langkah sosialisasi dini kepada publik mengenai dampak konvergensi IFRS
terhadap laporan keuangan . Saat ini perusahaan Indonesia masih menerapkan
standar laporan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Menghadapi
pengalihan ke IFRS, terdapat beberapa tantangan mendasar yang perlu dicermati
peran regulator terhadap perusahaan – perusahaan di Indonesia diantaranya
perubahan peraturan, pengukuran nilai wajar, penetuan dampak yang akan terjadi.
Sistem IT , konversi data historis, dan ketersediaan professional. Perubahan
atas perlakuan transaksi akuntansi tentunya akan signifikan, sehingga akan
terdapat amandemen regulasi tentang standar akuntansi. Namun yang perlu
dicermati, amandemen sejatinya yang dikeluarkan oleh Bapepam, Bank Indonesia,
Direktorat jenderal pajak dan juga IAPI. Peran Ditjen Pajak di bidang
perpajakan mengalami perubahan standar akuntansi terkait dengan perhitungan
penghasilan kena pajak perlu diatur oleh peraturan pelaksana Konvergensi IFRS
akan mengakibatkan beberapa perubahan akuntansi dari Ditjen Pajak tentang
keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi dari instrument derivative akan
dinilai berdasarkan IFRS . Kerangka perpajakan yang berbeda memungkinkan
perlakuan yang berbeda pula. Hal yang paling utama akan berdampak pada
persediaan, manajemen aset, pajak tangguhan, pelaporan keuangan, pengakuan
pendapatan , pembelian dan lain-lain. Selain itu, konversi standar akuntansi
Indonesia terhadap IFRS akan berdampak juga pada beberapa praktek akuntansi
yang fundamental. Seperti konsep nilai wajar, pengungkapan keuangan aspek
penyajian kembali laporan keuangan, penentuan mata uang keuangan, dan lainnya
yang harus diketahui oleh semua organisasi maupun lembaga yang berperan dalam
proses adopsi IFRS. Sebagaian besar aspek bisnis dapat terpengaruh oleh adopsi
tersebut . Akibatnya, proses bisnis, sumber daya manusia, serta sistem operasi
akan terpengaruh atau berpotensi terkena dampaknya sejalan dengan adopsi IFRS.
Kesiapan
Adopsi IFRS
Indonesia saat ini
belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan IFRS melainkan
masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional
IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK serta peran
regulator yang terkait sepakat akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati
konvergensi penuh kepada IFRS pada tahun 2012. Dengan kesiapan adopsi IFRS
sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan Indonesia akan siap
dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A), lintas
negara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di Indonesia,
misalnya akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi
Khazanah Bank terhadap Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB
terhadap Buana (Juli 2005). Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The
World is Flat”, aktivitas M&A lintas negara bukanlah hal yang tidak lazim.
Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar akuntansi tunggal global, kesiapan
industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan menjadi daya saing di
tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
Bagi pelaku bisnis
pada umumnya, pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah implementasi IFRS
membutuhkan biaya yang besar? Belum apa-apa, beberapa pihak sudah mengeluhkan
besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang
harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban
untuk pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan
waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih
signifikan. Komitmen manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS
merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di
masa depan.
PERBEDAAN
ANTARA HARMONISASI DAN STANDARISASI
Harmonisasi
-
Proses untuk meningkatkan kompabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan
menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat
beragam
-
Tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua
-
Tetapi mengakomodasi beberapa perjanjian dan telah mengalami kemajuan yang
besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir
-
Hamonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka
Standarisasi
-
Penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit
-
Penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi
-
Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara
-
Lebih sukar untuk diimpelemntasikan secara internasional
Harmonisasi
akuntansi mencakup harmonisasi :
1.
Standar akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya)
2.
Pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan
penawaran surat berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3.
Standar audit
Keuntungan
harmonisasi internasional
-
Bahasa
Mereka yang
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa
Inggris menjadi bahasa kedua yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
-
Harmonisasi perpajakan dan sistem jaminan sosial
Keuntungan : Kalangan
usaha akan mengalami manfaat yang cukup besar dalam perencanaan, biaya sistem
dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.
Kerugian : Perpajakan
dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi
ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk
membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda
menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka
masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka
untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan
pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti
pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari
kompetisi antar negera.
Sebuah tulisan yang
terbaru juga mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi. Manfaatnya:
1.
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia
tanpa hambaran berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang
digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi
modal.
2.
Investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih baik, portofolio akan
lebih beragam dan risiko keuangan berkurang
3.
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi
dalam bidang merger dan akuisisi
4.
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan
dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.
Kritik
atas saran standar Internasional
-
Penentuan standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas
masalah yang rumit.
-
Beberapa pengamat berpendapat bahwa penetapan standar akuntansi internasional
pada dasarnya merupakan sebuah taktik kantor-kantor akuntan besar yang
menyediakan jasa akuntnasi internasional untuk memperluas pasarnya.
-
Adopsi standar internasional akan menimbulkan standar yang berlebihan.
Rekonsiliasi
atas pengakuan bersama
Dua pendekatan yang
diajukan sebagai solusi yang mungkin digunakan untuk mengatasi permasalahan
yang terkait dengan isi laporan keuangan lintas batas:
1.
Rekonsiliasi
2.
Pengakuan bersama (imbal balik/resiprositas)
Melalui rekonsiliasi,
perusahaan asing dapat menyusun LK dengan menggunakan standar akuntansi negara
asal, tetapi harus menyediakan rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang
penting di negara asal dan di negara di mana laporan keuangan di laporkan.
Rekonsiliasi berbiaya
lebih rendah bila dibandingkan dengan penyusunan laporan keuangan lengkap
berdasarkan prinsip akuntansi yang berbeda. Namun demikian rekonsiliasi hanya
menyajikan ringkasan, dan bukan gambaran perusahaan yang utuh.
Uni
Eropa (Europen Union-EU)
Salah satu tujuan EU
adalah untuk mencapai integrasi pasar keuangan eropa. Untuk tujuan ini, EC
telah memperkenalkan direktif dan mengambil langkah inisiatif yang sangat besar
untuk mencapai pasar tunggal bagi :
Perubahan
modal dalam tingkat EU
Membuat kerangka
dasar hokum umum untuk pasar surat berharga dan derivatif yang terintegrasi
Mencapai satu set
standar akuntansi tunggal untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya tercatat.
Sumber :
BAB
X
Kerangka Analisis Laporan Keuangan
Variabel Lingkungan
Sistem akuntansi sebuah negara dibentuk
oleh lingkungan tempat perusahaan tersebut beroperasi. Banyak variabel yang
dibahas, termasuk pendanaan eksternal, keterkaitan politik dan ekonomi dengan
negara lain. Sistem legal, tingkat inflasi, ukuran dan kompleksitas bisnis,
kecanggihan manajemen dan komunitas finansial, serta tingkat pendidikan secara
umum. Berikut adalah perbandingan antara lingkungan Amerika Serikat dan Jepang
dengan menggunakan variabel- variabel tertentu.
Variabel
|
Amerika Serikat
|
Jepang
|
Pendanaan eksternal
|
Pasar modal
|
Bank
|
Keterkaitan
politik & ekonomi dengan negara lain
|
Dipengaruhi Inggris
|
Dipengaruhi
Jerman, lalu AS setelah PD II
|
Sistem hukum
|
Common Law
|
Code Law
|
Level Inflasi
|
Rendah
|
Rendah
|
Ukuran
& Kompleksitas lingkungan bisnsi
|
Besar & kompleks
|
Besar & Kompleks
|
Kecanggihan
manajemen & komunitas finansial
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tingkat
pendidikan secara umum
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Nilai
Budaya
Sistem akuntansi juga dipengaruhi oleh
budaya dan nilai yang terjadi dalam masyarakat. Mengetahui orang lain dapat
membantu kita memahami sistem akuntansi mereka. Nilai didefinisikan sebagai
kecendrungan untuk memilih satu posisi hubungan dengan orang lain.
Salah satu dimensi budaya akan dibahas
bagaimana tanggapan masyarakat terhadap ketidakpastian dan ambiguitas. Budaya
yang tidak menyukai ketidakpastian akan tergantung pada institusi untuk
mempertahankan keseragaman, dan menyimpan dari sebuah norma atau aturan adalah
hal yang sangat tidak disarankan. Aturan membuat masyarakat merasa nyaman
karena aturan menentukan apa yang harus dilakukan dalam situasi apapun,
sehingga ketidakpastian dan ertimbangan dapat dihindari, kebalikannya adalah
masyarakat yang lebih menghargai praktik daripada teori dan mengizinkan adanya
perkecualian aturan. Nilai budaya dapat diartikan dengan Nilai akuntansi. Yang
dapat memberi pandangan kepada kita mengenai sistem akuntansi, praktik
pengukuran, dan pengungkapan dalam suatu negara
Nilai Akuntansi
Ulasan nilai akuntansi dalam bahasan
ini tidak dimaksudakan sebagai ulasan yang lengkap, tetapi disajikan sebagai
representasi dari nilai yang memengaruhi perkembangan sistem akuntansi dan
praktik pengukuran dan pengungkapan:
Profesionalisme Vs
Pengendalian berdasarkan undang- undang
Keseragaman Vs
Fleksibilitas
Konservatisme Vs
Optimisme
Rahasia Vs
Transparansi
Mengetahui nilai akuntansi suatu negara
dapat membantu kita menginterprestasikan dan memahami pelaporan keuangan
perusahaan yang beroperasi dalam negara tersebut. Tujuannya adalah agar dapat
menganalisis secara realistis setiap laproran keuangan perusahaan
multinasional, selaras dengan praktik bisnis dan akuntansi nasional dalam lingkungan
operasi tersebut.
Salah satu nilai akuntansi adalah
preferansi antara pertimbangan profesional yang independen dengan pengendalian
berdarsakan undang- undang. Preferensi atas pertimbangan profesional konsisten
dengan preferensi terhadap individualisme dan subyektivitas. Nilai ini dapat
kita temukan dalam sistem akuntansi dalam negara yang termasuk model fair
presentation/ full disclosure.
Nilai akuntansi kedua yang memengaruhi
sistem pelaporan keuangan adalah keseragaman versus fleksibilitas. Masyarakat
yang mengargai keseragaman menunjukkan preferensi atas diterapkannya praktik
akuntansi yang seragam. Sementara masyarakat yang menghargai fleksibilitas,
memperhitungkan kondisi spesifik yang dihadapi setiap perusahaan. Ada kaitan
antara nilai akuntansi dan nilai budaya sehubungan dengan ketidakpastian/
keseragaman ditemukan dalam praktik akuntansi model code law compliance dan
model inflation adjusted, sementara fleksibilitas tampak dalam praktik
akuntansi model fair presentation/ full disclosure.
Nilai akuntansi konservatisme berhubungan
dengan pengukuran informasi akuntansi dan bermanifestasi dalam preferensi
terhadap pendekatan pengukuran sebagai salah satu cara menghadapi
ketidakpastian dimasa yang akan datang. Optimisme lebih bertoleransi
pada ketidakpastian dalam praktik pengukuran. Negara yang masuk dalam model fair
presentation/ full disclosure cenderung memilih pendekatan pengukuran yang
lebih opti,is daripada negara yang masuk kategori logal compliance dan inflation
adjusted. Perbedaan pendekatan tersebut merupakan konsekuensi dari
keberagaman penyedia modal dan tuntutan pengguna, serta akibat pengaruh hukum
pajak yang berlaku.
Nilai akuntansi terakhr yang akan
dibahas adalah rahasia versus transparasi, terkait dengan praktik pengungkapan.
Negara dalam kategori legal compliance dan inflation adjusted lebih
memilih kerahasiaan dan cenderung membatasi pengungkapan informasi kepada
manajemen dan penyandang dana. Kerahasiaan dan konservatisme merupakan dua hal
yang saling berkaitan, dan keduanya juga memicu pendekatan yang hati- hati
dalam pelaporan seperti di jepang. Negara dengan model faik presentation/
full disclosure mengungkapkan informasi lebih banyak dan memilih pendekatan
pelaporan keuangan dengan tanggungjawab kepada publik sebagai respon kepada
penyedia modal.
Fair Presentation/Full Disclosure
|
Legal Compliance
|
Inflation Adjusted
|
Profesionalisme
|
Pengendalian berdasar UU
|
Pengendalian berdasar UU
|
Fleksibilitas
|
Keseragaman
|
Keseragaman
|
Optimisme
|
Konservatisme
|
Konservatisme
|
Transparansi
|
Kerahasiaan
|
Kerahasiaan
|
Peluang
dan Tantangan dalam Analisis Lintas Batas
Analisis keuangan lintas batas mencakup
berbagai wilayah yuridiksi. Sejumlah negara memiliki perbedaan yang sangat
besar dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, sistem hukum dan undang-
undang, sifat dan ruang lingkup risiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha.
Perbedaan ini berarti alat- alat analisis yang sangat efektif si satu wilayah
menjadi kurang efektif di wilayah lain dan membuat para analis menghadapi
tantangan besar untuk memperoleh informasi yang kredibel.
Analisis dan penilaian keuanga
internasional ditandai dengan banyak kontradiksi. Disatu sisi, begitu cepatnya
proses harmonisasi standar akuntansi telah mengarah pada semakin meningkatnya
daya banding informasi keuangan di seluruh dunia. Namun demikian, sejumlah
besar perbedaan dalam perbedaan dalam praktik pelaporan keuangan masih ada.
Banyak negara termasuk Cina, Korea, Republik Ceko, dan Rusia berupaya keras
untuk memperbaiki ketersediaan dan kualitas informasi mengenai perusahaan
publik. Demikian pula akses terhadap informasi yang tersedia bebas dan cukup
relevan untuk analisis keuangan telah meningkat secara dramatis dengan
penyebarluasan informasi perusahaan melalui internet.
Terlepas dari kontradiksi yang masih
terus berlanjut, hambatan untuk analisis dan penilaian keuangan internasional
semakin menurun dan pandangan analis secara umum masih positif. Globalisasi
pasar modal, kemajuan dalam teknologi informasi dan kompetisi antar pemerintah
nasional, bursa efek dan perusahaan- perusahaan untuk menarik investor, dan
kegiatan perdagangan yang meningkat masih terus berlanjut. Secara bersama- sama
kekuatan ini memberikan insentif bagi perusahaan untuk memperbaiki praktik
pelaporan keuangan eksternal mereka.
Globalisasi dan perbaikan dalam
akuntansi dan pengungkapan internasional yang masih berlanjut mengaburkan
perbedaan antara analisis keuangan lintas batas dan dalam suatu wilayah.
Daripada menyeimbangkan pemilihan saham diantara negara- negara dengan mata uang
kuat dan lemah, manajer portofolio semakin memusatkan perhatian untuk memilih
perusahaan yang terbaik di suatu industri tanpa melihat negara asal.
Globalisasi juga berarti analisis yang terlalu domestik menjadi semakin kurang
relevan.
Kerangka
Dasar Analisis Usaha
Palepu, Bernard, dan Healy membuat
suatu kerangka dasar yang bermanfaat untuk analisis dan penilaian usaha dengan
menggunakan laporan keuangan. Kerangka dasar tersebut terdiri empat tahap
analisis, yaitu:
1.
Analisis strategi usaha
2.
Analisis Akuntansi
3.
Analisis Keuangan
4.
Analisis Prospektif
Derajat pentingnya masing- masing tahap
tergantung pada tujuan analisis. Kerangka analisis usaha ini dapat diterapkan
dalam banyak situasi keputusan, termasuk analisis surat berharga, analisis
kredit, analisis merger dan akuisisi.
Analisis
Strategi Usaha Internasional
Analisis strategi usaha merupakan
langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini
memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnyaterkait
dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengindentifikasikan faktor pendorong laba
dan risiko usaha utama, analisis strategi usaha membantu para analis untuk
membuat peramalan yang lebih realistis. Analisis strategi usaha meliputi
pemeriksaan laporan tahunan dan penerbitan perusahaan lainnya, dan berbicara
dengan staff perusahaan, analis dan profesional keuangan lainnya. Sumber
informasi tambahan seperti World Wide Web, kelompok dagang. Pesaing, konsumen,
reporter, pelobi, regulator, dan pers bisnis menjadi semakin umum. Akurasi,
keandalan, dan relevansi masing- masing jenis informasi yang dikumpulan juga
perlu di evaluasi
Ketersediaan Informasi
Analisis strategi usaha sulit dilakukan
khususnya di beberapa negara karena kurang andalnya informasi mengenai
perkembangan makroekonomi. Pemerintah negara- negara maju kadang menerbitkan
statistik ekonomi yang keliru atau menyesatkan. Beberapa negara menunda
penerbitan statistik apabila angkanya tidak menggembirakan, atau terkadang
memalsukan angka tersebut. Demikian halnya dengan memperoleh informasi industri
di banyak negara sangat sulit dan kualitas informasi yang berbeda- beda dan
ketersediaan informasi yang sangat rendah di banyak negara. Akhir- akhir ini
banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar
luar negeri telah memperluas pengungkapan meseka secara sukarela beralih ke
prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti Standar Pelaporan Keuangan
Internasional.
Rekomendasi
Untuk Melakukan Analisis
Keterbatasan data membuat upaya untuk
melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional
menjadi sulit dilakukan. World Wide Web juga menawarkan akses yang cepat
terhadap informasi yang hingga akhir- akhir ini masih belum tersedia atau sulit
diperoleh.
Informasi negara dapat ditemukan dalam
“siaran internasional” yang disbarkan oleh kantor akuntan besar, bank, dan
broker. Federasi Internasional Bursa Efek (http://www.fibv.com) dan Federasi Bursa
Efek Eropa (http://www.fese.be). Newsletter
internasional yang informatif dari majalah Accountancy, The Economist,
Financial Analyst Journal, dan euromoney menyediakan artikel yang
relevan untuk melakukan analisis keuangan internasional.
Analisis
Akuntansi
Tujuan analisis akuntansi adalah untuk
menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas
ekonomi. Para analis perlu mengevaluasi kebijakan dan estimasi akuntansi, serta
menganalisis sifat dan ruang lingkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan
yang harus ditentukan oleh direksi manajemen.
Para manajer diperbolehkan untuk
membuat banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena mereka yang
paling tahu banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka.
Fleksibilitas dalam pelaporan keuangan merupakan hal penting karena
memungkinkan manajer untuk menggunakan pengukuran akuntansi yang paling
mencerminkan situasi dan keadaan suatu perusahaan.
Healy dan rekan menyarankan proses
untuk melakukan evaluasi kualitas akuntansi perusahaan
1.
Indentifikasi kebijakan akuntansi
2.
Analisis fleksibilitas akuntansi
3.
Evaluasi strategi akuntansi
4.
Evaluasi kualitas pengungkapan
5.
Indentifikasi potensi terjadinya masalah
6. Buat
penyesuaian atas distorsi akuntansi
Tantangan dalam melakukan analisis
akuntansi internasional
1.
Perbedaan antarnegara dalam kualitas pengukuran, kualitas pengungkapan, dan
kualitas audit. Karakteristik nasional menyebabkan perbedaan yang mencakup
praktik yang diwajibkan dan diterima secara umum, pengawasan dan penegakan
aturan, dan ruang lingkup direksi manajemen atas pelaporan keuangan.
2.
Kesulitan dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk analisis akuntansi
Perbedaan antar negara dalam kualitas
pengukuran akuntansi, pengungkapan, dan audit sangat dramatis. Karakteristik
nasional yang menyebabkan perbedaan ini mencakup praktik yang diwajibkan dan
diterima secara umum, pengawasa dan penegakan aturan, dan ruang lingkup
diskresi manajemen atas pelaporan keuangan.
Saran untuk Para Analis
Para analis harus sesering mungkin
bertemu dengan manajemen untuk mengevaluasi insentif pelaporan keuangan dan
kebijakan akuntansi mereka. Banyak perusahaan di negara berkembang sangat
tertutup dan para manajer mungkin tidak memiliki insentif yang kuat untuk
melakukan pengungkapan yang lengkap dan kredibel.
Akhirnya, teknologi komunikasi seperti
World Wide Web memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap seluruh tahap riset
keuangan. Banyak perusahaan dan negara sekarang telah memiliki situs web yang
membuat setiap orang yang tertarik menjadi lebih mudah untuk memperoleh
informasi.
Analisis
Keuangan Internasional
Tujuan analisis keuangan adalah untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa kini dan masa lalu, dan untuk menilai
apakah kinerjanya dapat dipertahankan. Analisis rasio dan analisis arus kas
merupakan alat yang penting dalam melakukan analisis keuangan. Analisis rasio
mencakup perbandingan rasio antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya
dalam industri yang sama, perbandingan rasio suatu perusahaan antar waktu atau
dengan periode fiskal lain dan atau perbandingan rasio terhadap beberapa acuan
yang baku.
Analisis arus kas berfokus pada laporan
arus kas yang memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan keluar yang di
klasifikasikan menjadi aktiva operasi, investasi, dan pendanaan, serta
pengungkapan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas secara periodik
untuk menjawab banyak pertanyaan mengenai kinerja dan manajemen perusahaan.
Analisis Rasio
Terdapat dua masalah dalam menganalisis
rasio dalam lingkungan internasional. Yang pertama, apakah perbedaan lintas
negara dalam prinsip akuntansi menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam
angka laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan dari negara yang berbeda?
Kedua, seberapa jauh perbedaan dalam budaya serta kondisi persaingan dan
ekonomi lokal mempengaruhi interprstasi ukuran akuntansi dan rasio keuangan,
meskipun pengukuran akuntansi dari negara yang berbeda disajikan ulang agar
tercapai daya banding akuntansi?
Adanya perbedaan besar antarnegara
dalam profitabilitas, pengungkit, dan rasio serta jumlah laporan keuangan
lainnya yang berasal dari faktor akuntansi dan non- akuntansi.
Analisis Arus Kas
Analisis arus kas memberikan masukan
mengenai arus kas dan manajemen suatu perusahaan . laporan arus kas sangat
mendetail diwajibkan menurut GAAP AS, GAAP Inggris, IFRS, dan standar akuntansi
di sejumlah negara yang jumlahnya makin bertambah. Ukuran yang berkaitan dengan
arus kas sangat bermanfaat khususnya dalam analisis internasional karena tidak
terlalu dipengaruhi oleh perbedaan prinsip akuntansi, bila dibandingkan dengan
ukuran- ukuran berbasis laba. Apabila laporan arus kas tidak disajikan, sering
kali ditemukan kesulitan untuk menghitung arus kas dari operasi dan ukuran arus
kas lainnya dengan menyesuaikan laba berbasis akrual. Banyak perusahaan tidak
mengungkapkan informasi yang diperlukan untuk membuat penyesuaian tersebut.
Mekanisme
untuk Mengatasinya
Beberapa analis menyajikan ulang ukuran
akuntansi asing menurut sekelopok prinsip yang diakui secara internasional,
atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum. Beberapa yang lain mengembangkan
pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan
membatasi analisis mereka terhadap perusahaan yang berlokasi di negara- negara
tersebut.
Brown, Soybel, dan Stickney
menggambarkan penggunaan algoritma penyajian ulang untuk meningkatkan
perbandingan kinerja keuangan lintas negara. Algoritma penyajian ulang relatif
sederhana cukup efektif untuk digunakan. Satu pendekatan adalah memfokuskan
pada beberapa perbedaan laporan keuangan yang paling material, dimana tersedia
cukup informasi untuk melakukan penyesuaian yang dapat diandalkan.
Analisis
Prospektif Internasional
Analisis prospektif mencakup tahap
peramalan dan penilaian. Ketika melakukan peramalan para analis membuat ramalan
mengenai prospek perusahaan secara eksplisit berdasarkan strategi usaha,
catatan akuntansi, dan analisis keuangan. Ketika melakukan penilaian, analis
merubah ramalan kuantitatif menjadi suatu estimasi nilai perusahaan. Penilaian
digunakan secara implisit maupun eksplisit dalam banyak kegiatan usaha.
Para pakar dalam penialaian
internasional memberikan peringatan berikut ini kepada mereka yang melakukan
analisis prospektif internasional: “setiap aturan yang telah anda pelajari
di negara asal anda menjadi tidak berlaku diluar negeri”. Fluktuasi kurs,
perbedaan akuntansi, perbedaan praktik, dan kebiasaan bisnis, perbedaan pasar
modal, dan banyak faktor lainnya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
peramalan dan penilaian internasional.
Isu
Lebih Lanjut
Keempat tahap analisis usaha
dipengaruhi oleh faktor- faktor berikut ini:
1. Akses
informasi
2.
Ketepatan waktu informasi
3.
Hambatan bahasa dan terminologi
4.
Masalah mata uang asing
5.
Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan
Akses Informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan
dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir.
Sumber informasi dalam jumlah tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide
Web. Perusahaan di seluruh dunia saat ini memiliki situs web dan laporan
tahunannya tersedia secara cuma- cuma dari berbagai sumber internet dan
lainnya. Banyak perusahaan juga menjawab permintaan atas laporan tahunan dan
dokumen.
Banyak database komersial menyediakan
akses terhadap data keuangan dan pasar saham ribuan puluhan ribu perusahaan
diseluruh dunia. Perusahaan yang tercakup dalam database komersial ini umumnya
perusahaan besar yang laporan keuangannya menarik perhatian para pengguna dan
investor.
Sumber informasi lain yang juga
berharga adalah publikasi pemerintah, organisasi riset ekonomi, organisasi
internasional PBB, organisasi akuntansi, audit, dan pasar surat berharga.
Ketepatan Waktu Informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan,
laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan siaran pers yang
menyangkut lapran akuntansi berbeda- beda di tiap negara. Jangka waktu
pelaporan keuangan dapat di estimasi dengan membandingkan akhir tahun fiskal
sebuah perusahaan dengan tanggal laporan audit. Tanggal terakhir ini dianggap
sebagai tanggal indikasi kapan informasi keuangan perusahaan pertama kali
tersedia untuk masyarakat umum.
Tabel rata2 penundaan
tanggal akhir tahun & tanggal laporan auditor:
Jumlah
Hari
|
Negara
|
1-30
|
Tidak ada
|
31-60
|
Brasil,Kanada,Meksiko,Korea
Selatan,Taiwan,USA
|
61-90
|
Argentina,Australia,Denmark,Jepang,Belanda,Singapura,Spanyol,Inggris
Raya
|
91-120
|
Perancis, Jerman,
Hongkong
|
121
lebih
|
Pakistan
|
Forst mencatat perbedaan internasional
lebih lanjut dalam ketepatan waktu siaran pers yang menyangkut laba. Ia
mendefinisikan jangka waktu sebagai rata- rata jumlah hari antara akhir tahun
fiskal suatu perusahaan dan tanggal siaran pers. Perbedaan dalam ketepatan
waktu informasi akuntansi menambah beban para pembaca laporan keuangan
perusahaan asing. Beban ini semakin besar untuk perusahaan yang memiliki
lingkungan yang senantiasa berubah- ubah. Agar penilaian yang dilakukan
bermakna, diperlukan penyesuaian terus- menerus atas jumlah yang dilaporkan,
dengan menggunakan alat konvensional ataupun tidak konvensional.
Pertimbangan
Mata Uang Asing
Sebagian besar perusahaan diseluruh
dunia menetapkan dominasi akun keuangan dalam mata uang domisili nasional
mereka dan membuat para analis menghadapi dua permasalahan, yaitu: 1. Berkaitan
dengan kemudahan pembaca, 2, menyangkut isi informasi. Bagi seorang pembaca
yang terbiasa dengan dolar akan kebingungan apabila dinyatakan dengan euro.
Cara untuk mengatasinya adalah dengan mentranslasikan saldo mata uang asing
kedalam mata uang domestik. Penggunaan kurs untuk mentranslasikan akun- akun
dalam mata uang asing dapat mendistorsikan pola keuangan yang terjadi dalam
mata uang lokal.
Meskipun lebih disukai untuk melakukan
analisis laporan keuangan luar negeri dalam mata uang lokal, kita lebih
menyukai penggunaan kurs tahun terakhir sebagai kurs translasi kemudahan bagi
para pembaca yang lebih menyukai angka dalam mata uang domestik. Apabila
laporan yang telah ditranslasikan memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam
melihat akun- akun mata uang asing dalam suatu mata uang yang telah dikenal
umum, maka dapat timbul gambaran sebenarnya mengalami distorsi. Secara khusus,
perubahan kurs valuta asing dan prosedur akuntansi secara bersamaan sering kali
menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang bertentangan dengan
peristiwa yang mendasarinya.
Perbedaan dalam Format Laporan
Format neraca dan laporan laba rugi
berbeda- beda disetiap negara. Perbedaan klasifikasi secara internasional juga
cukup banyak terjadi. Buku acuan Transactional Accounting dapat
digunakan secara lengkap perlakuan perbedaan klasifikasi lainnya yang ada di
tiap- tiap negara. Meski menyulitkan, perbedaan format laporan keuangan tidak
terlalu penting karena struktur dasar laporan keuangan cukup mirip diseluruh
dunia. Dengan demikian, kebanyakan perbedaan biasanya dapat direkonsiliasikan
dengan sedikit usaha.
Hambatan Bahasa dan Terminologi
perbedaan bahasa antarnegara dapat
menimbulkan hambatan informasi bagi para pengguna laporan kuangan. Kebanyakan
perusahaan yang berdomisili di negara- negara yang tidak menggunakan bahasa
inggris menerbitkan laporan tahunannya dalam bahasa negara asal. Namun
demikian, semakin banyak perusahaan yang relatif besar yang berada di
perekonomian maju menyediakan laporan tahunan dalam bahasa inggris.
Secara substansial, banyak isu
substansial yang dihadapi para pengguna laporan keuangan internasional. Mungkin
isu yang paling sulit adalah yang berkaitan dengan mata uang asing mungkin akan
menimbulkan pengaruh yang sangat besar dalam akuntansi internasional selama
beberapa waktu. Sebaliknya, masalah yang berkaitan dengan ketersediaan dan
kredibilitas informasi secara perlahan semakin berkurang karena semakin banyak
perusahaan, otoritas berwenang dan bursa efek yang mengakui pentingnya untuk
memperbaiki akses investor terhadap informasi yang tepat waktu dan kredibel
Pendapat/
Saran:
Menurut saya, kesulitan- kesulitan analis dalam melakukan analisis laporan
keuangan internasional bisa teratasi dengan peraturan akuntansi internasional
yang lebih diperketat sehingga analis tidak sulit untuk mendapatkan
laporan keuangan dari perusahaan- perusahaan di berbagai negara. Dan juga
dibentuknya semacam lembaga untuk membentuk dan mengevaluasi peraturan tersebut
sehingga tidak ada perusahaan- perusahaan nakal.
Untuk perbedaan- perbedaan seperti prinsip akuntansi, metode yang digunakan,
dan perbedaan yang lainnya juga dapat teratasi dengan peraturan yang bersifat
menyeragamkan dari perbedaan tersebut. Seperti di indonesia yang diatur oleh
PSAK, di masa sekarang ini PSAK sudah mengarah ke IFRS agar tidak terdapat
perbedaan yang mencolok dengan prinsip akuntansi yang ada di luar negeri. Seharusnya
negara lain juga memberlakukan hal seperti itu agar tidak ada perbedaan yang
membuat analisis laporan keuangan internasional terhambat.
Referensi:
1. Choi, Frederick D.S.,
and Gary K. Meek, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba
Empat, Jakarta. (Bab 9, halaman 105- 140)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar